TEMPO.CO, Jakarta - NNPC - BUMN sektor perminyakan Nigeria menggandeng Tompolo, yakni sebuah perusahaan milik mantan militan, yang pernah melakukan penyerangan pada sejumlah fasilitas minyak negara pada awal tahun 2000 untuk melumpuhkan produksi minyak. Langkah merekrut Tompolo tersebut, dilakukan untuk melindungi sejumlah instalasi dan pencurian yang merajalela.
Itu adalah satu dari lima kontrak keamanan yang diberikan ke kelompok militan, menyusul pencurian dan sabotase telah memangkas ekspor minyak Nigeria hampir setengah juta per barrels perhari atau menjadi 1,4 juta bpd.
Tompolo, yang merupakan kepanjangan dari Government Ekpemupolo, pernah memimpin Movement for the Emancipation of the Niger Delta (MEND), yang membuat sejumlah serangan. Saat ini Pemerintah Nigeria memutuskan memberikan amnesti pada sejumlah militan berupa kontrak – kontrak kerja sama untuk melindungi instalasi-instalasi minyak.
Sejumlah serangan kembali terjadi pada 2016 atau tak lama setelah pemerintah Nigeria mengeluarkan surat penahanan pada Tompolo dengan dakwaan korupsi.
Paul Ebbenimibo, juru bicara Tompolo, mengatakan pihaknya akan melindungi jalur pipa di negara bagian Bayelsa, Delta, Edo, Ondo dan Imo. Tompolo pun mengajak militan-militan di wilayah lain Nigeria, agar berhenti mencuri minyak dan mau menerima tawaran kontrak dari Pemerintah agar perekonomian di kawasan bisa membuat perekonomian bangkit.
Sumber di NNPC mengkonfirmasi kebenaran kontrak-kontrak tersebut. Namun NNPC (Nigerian National Petroleum Company) belum mau berkomentar. Juru bicara NNPC untuk negara bagian Bayelsa, Delta dan Imo mengakui mereka tahu kontrak-kontrak ini, namun tidak faham secara detail. Sedangkan juru bicara NNPC untuk wilayah Edo dan Ondo, tidak mau berkomentar.
Nigeria kehilangan revenue sebesar USD1 miliar (Rp 14 triliun) selama kuartal pertama 2022 akibat pencurian minyak mentah. Nigerian Upstream Petroleum Regulatory Commission pada Jumat, 1 Juli 2022, memperingatkan praktik pencurian minyak mentah ini sudah lama menjadi sebuah ancaman bagi perekonomian Afrika.
Nigeria kehilangan jutaan barel minyak mentah dalam setahun karena pencurian dan vandalism, termasuk penyadapan minyak mentah dari sebuah labirin jaringan pipa milik perusahaan – perusahaan minyak terbesar. Kejadian itu, menggaris-bawahi buruknya keamanan hingga menyebabkan kerugian keuangan bagi negara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Cerita Arcandra Tahar soal Negara Kaya Minyak Nigeria yang Beralih ke Gross Split
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.