TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah AS mengancam pengusaha Turki dengan sanksi jika perusahaan menjalin hubungan dengan entitas dan individu Rusia yang terkena sanksi.
Dalam sebuah pernyataan, Asosiasi Industri dan Bistis Turki TUSIAD mengatakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2022, bahwa mereka telah menerima surat dari Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat Wally Adeyemo tentang ancaman sanksi itu.
Sabtu lalu, Adeyemo mengatakan kepada Wakil Menteri Keuangan Turki Yunus Elitas bahwa entitas dan individu Rusia berusaha menggunakan Turki untuk melewati sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Moskow di Ukraina.
Washington tampaknya semakin khawatir melihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi pada pertemuan puncak di resor Laut Hitam Sochi awal bulan ini.
Data resmi menunjukkan nilai ekspor Turki ke Rusia antara Mei dan Juli tumbuh hampir 50 persen dari angka tahun lalu.
Impor minyak Rusia dari Turki membengkak dan kedua belah pihak telah sepakat untuk beralih ke pembayaran rubel untuk gas alam yang diekspor oleh raksasa terkait Kremlin, Gazprom.
Adeyemo melakukan kunjungan langka ke Ankara dan Istanbul pada bulan Juni untuk mengungkapkan kekhawatiran Washington bahwa oligarki Rusia dan bisnis besar menggunakan entitas Turki untuk menghindari sanksi Barat.
Turki, yang merupakan anggota NATO, mencoba untuk tetap netral dalam konflik Ukraina dan menolak untuk bergabung dengan rezim sanksi internasional terhadap Rusia.
Reuters | Arabnews