TEMPO.CO, Jakarta - Inggris memberikan lampu hijau pertama untuk vaksin yang memiliki kesesuaian antara virus asli dan varian Omicron. Badan pengesahan obat-obatan di Inggris (MHRA) pada Senin, 15 Agustus 2022, memberikan persetujuan bersyarat pada vaksin bivalen buatan perusahaan obat asal Amerika Serikat, Moderna, sebagai booster untuk dewasa.
Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) mendukung upaya ini. Adapun kampanye booster vaksin bivalen di negara tersebut akan dimulai pada September 2022.
Petugas kesehatan dan sukarelawan menangani sampel uji Lateral Flow Devices (LFD) dan mencatat hasil saat siswa mengikuti tes penyakit virus corona (COVID-19) di London, 5 Maret 2021. [REUTERS/Toby Melville/File Photo]
Keputusan Moderna dari MHRA didasarkan pada data uji klinis yang menunjukkan booster memicu respons kekebalan yang kuat terhadap Omicron (BA.1) dan virus asli. Moderna merujuk data percobaan pada Juni mengatakan, ketika diberikan sebagai dosis keempat, suntikan yang disesuaikan dengan varian meningkatkan antibodi penetral virus sebanyak delapan kali lipat terhadap Omicron.
MHRA, mengutip analisis eksplorasi, menemukan hasil respons imun yang baik terhadap cabang Omicron yang saat ini dominan, yakni BA.4 dan BA.5.
Menurut Moderna, data percobaan menunjukkan booster yang disesuaikan dengan variannya menghasilkan tingkat antibodi penetral virus terhadap subvarian yang 1,69 kali lebih tinggi daripada yang diberikan booster asli.
Akan tetapi, korelasi antara tingkat antibodi penetralisir dan efektivitas vaksin terhadap penyakit - khususnya penyakit parah, yang masih belum jelas. MHRA menambahkan, sejauh ini, tidak menghadapi masalah keamanan serius yang diidentifikasi dengan formulasi Moderna baru.
Efektivitas vaksin virus corona telah terpukul seiring dengan berkembangnya virus. Kepala Eksekutif MHRA June Raine dalam sebuah pernyataan mengatakan vaksin bivalen ini diharapkan bisa membantu melindungi warga dari penyakit karena virus terus berkembang.
Jonathan Ball, profesor bidang virologi molekuler di Universitas Nottingham, meyakini virus corona tidak mungkin berhenti. Kekebalan yang ditargetkan Omicron mungkin mendorong virus ke jalur evolusi lainnya.
REUTERS
Baca juga: Omicron Baru Lagi yang Lebih Menular: BA.4.6 Versus BA.5 dan BA.2.75
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.