TEMPO.CO, Jakarta -Konflik antara dua negara Korea yang bermula sekitar 70 tahun lalu menyisakan banyak sejarah untuk dikisahkan, termasuk garis pemisah Zona Demiliterisasi alias DMZ, Panmunjom.
Perang Korea tersebut juga memberikan garis paralel sebagai pemisah Korea Selatan dan Korea Utara.
Sejarah DMZ
Sebagaimana dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Jakarta, Sejarah Zona Demiliterisasi (Demilitarized Zone) bermula pada 1945. Kala Jepang menyerah kepada Amerika Serikat (AS) dan Sekutu. Wilayah pendudukan poros dibagi-bagi menjadi wilayah perwalian negara anggota Sekutu, termasuk Semenanjung Korea.
Semenanjung Korea dibagi menjadi 2 (dua) wilayah, Utara dan Selatan. Utara merupakan wilayah perwalian di bawah Uni Soviet yang berideologikan komunis, sedangkan wilayah selatan merupakan perwalian AS dengan dengan ideologi nasionalis liberal.
Puncak persaingan komunis yang didukung oleh Uni Soviet dan nasionalis yang didukung oleh AS ditandai dengan berdirinya Republik Korea di Selatan pada 15 Agustus 1948, dengan ibukota Seoul oleh tokoh nasionalis Rhee Syng-man yang sekaligus presiden pertama negara itu.
Tak berselang lama, perpecahan semakin menjadi-jadi ketika kelompok komunis di Utara mendeklarasikan berdirinya Republik Demokratik Rakyat Korea pada 9 September 1948 dengan ibukota Pyongyang dan presiden Kim Il-sung. Wilayah antara 2 (dua) negara yang baru merdeka ini dibagi pada 38° Lintang Utara.
Hingga meletusnya Perang Korea...