TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2.003 turis masih terjebak di Daerah Otonomi Xinjiang, wilayah barat daya China. Wilayah yang paling banyak dihuni warga etnis minoritas Muslim Uighur itu terserang gelombang terbaru kasus positif COVID-19 sejak awal bulan ini.
Hingga Sabtu malam, sebanyak 2.003 masih terjebak, demikian pernyataan Biro Pariwisata dan Kebudayaan Xinjiang kepada pers, Ahad. Kebanyakan para wisatawan tersebut berada di objek-objek wisata musim panas di Prefektur Ili, Kota Turban, Kota Kashgar, dan Kota Urumqi.
Otoritas setempat telah mengevakuasi sekitar 92.000 wisatawan dari 15 objek wisata berbintang lima di Xinjiang sejak 2 Agustus 2022 untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Mereka juga telah menghentikan kedatangan turis baru ke wilayah Xinjiang.
Deputi Direktur Biro Pariwisata dan Kebudayaan Xinjiang, Yan Naimin, menginstruksikan para pengelola hotel dan agen perjalanan wisata mengembalikan uang muka pembayaran konsumen tanpa potongan apa pun terkait pembatalan akibat pandemi.
Beberapa wisatawan yang masih terjebak di Turban dan Kashgar hanya dikenai separuh biaya sewa hotel. Otoritas setempat juga telah membatalkan kunjungan sejumlah rombongan wisatawan di delapan kota dan 20 kabupaten dan distrik yang termasuk kategori berisiko tinggi COVID-19.
Hingga Sabtu tengah malam di Xinjiang terdapat lima kasus positif COVID-19, 2.034 kasus tanpa gejala, 150 wilayah berisiko tinggi, dan 106 wilayah berisiko sedang sebagaimana data komisi kesehatan setempat.
Baca juga: Gelombang Panas di Xinjiang Dua Kali Lipat dari Prancis
SUMBER: GLOBAL TIMES