TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah wilayah di Cina, termasuk kota besar di baratdaya Chongqing, mengalami suhu panas hingga serasa terpanggang. Pada Sabtu, 13 Agustus 2022, suhu lebih dari 40 derajat celcius.
Badan pengawas cuaca di Cina terus memantau kondisi atas kemungkinan terjadi gelombang panas. Di wilayah Zhejiang, badan prakiraan cuaca menyebut suhu di wilayah itu tembus ke angka tertinggi pada tahun ini, yakni di atas 35 derajat celcius selama 13 hari dan suhu di atas 38 derajat celcius dalam tempo 16 hari terakhir.
Pelayan menuangkan kuah kaldu panas ke dalam panci di restoran Ice Palace, Hotel Shangri-La, Habin, Cina, Senin, 7 Januari 2019. Restoran ini mengajak pengunjung merasakan sensasi menyantap hidangan hotpot dalam suhu ekstrem. REUTERS
Zhejiang adalah kawasan industri di Cina dan tempat dilakukan ekspor barang. Wilayah ini terletak di timur Cina.
Selain Chongqing, kenaikan suhu pada Sabtu kemarin juga terjadi di wilayah Hubei, Hunan, Shandong, Anhui, Xinjiang, Jiangxi dan Fujian. Di wilayah-wilayah itu, suhu menembus 35 derajat celcius.
Sebuah badai disertai petir tampaknya telah menolong Shanghai dari suhu yang mencapai 40,9 derajat celcius pada Sabtu, 13 Agustus 2022. Sektiar 25 juta jiwa warga Shanghai mengaku mengalami kelelahan dari gelombang panas yang terjadi.
“Rasanya seperti sedang di dalam sebuah pemanas. Panas banget. Meskipun Anda tidak jalan ke area outdoor, Anda akan tetap keringetan” kata Shen Fengming, 70 tahun, warga Shanghai.
Warga Shanghai yang lain, Huang Yi, 45 tahun, yang bekerja di pelabuhan, menceritakan baru satu jam bekerja tapi bajunya dan celananya sudah basah oleh keringat. Kondisi ini sungguh berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Suhu pada tahun ini sangat panas.
Sebelumnya pada Sabtu kemarin, badan pengawas cuaca di Shanghai melaporkan kota itu dalam 40 hari sudah mengalami suhu di atas 40 derajat celcius. Puncaknya, pada 13 Juli lalu, dimana suhu menembus 40,9 derajat celcius.
Sedangkan pada akhir pekan lalu, biro prakiraan cuaca Cina memperingatkan suhu rata-rata di Negeri Tirai Bambu itu mengalami kenaikan lebih cepat dari rata-rata dunia dalam lebih dari 70 tahun terakhir. Suhu masih akan tinggi ke depannya karena tantangan perubahan iklim
Sumber: Reuters
Baca juga: BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Dingin Menusuk di Yogyakarta Akhir Juli
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.