TEMPO.CO, Jakarta - Ethiopia pada Jumat, 12 Agustus 2022 mengumumkan telah merampungkan pembangunan tahap ketiga waduk di sungai Blue Nil, yang dinamai Grand Ethiopian Renaissance Dam. Ini nanti akan menjadi bendungan terbesar di negara itu.
Proses pembangunan akan terus dilanjutkan kendati dianggap mengganggu negara-negara tetangga Ethiopia seperti Mesir dan Sudan. Grand Ethiopian Renaissance Dam dibangun untuk menjadi pembangkit tenaga listrik, yang menyedot biaya pembangunan sebesar USD 4 miliar (Rp 58 triliun)
Grand Ethiopian Renaissance Dam dianggap penting untuk mendorong perkembangan ekonomi Ethiopia. Namun Mesir dan Sudan menganggapnya sebuah ancaman serius bagi vitalitas suplai air mereka.
Upaya diplomatik sudah dilakukan untuk menyelesaikan sengketa antara ketiga negara ini. Namun hasilnya belum banyak kemajuan.
Ethiopia melihat Grand Ethiopian Renaissance Dam sebagai upaya terbesar negara itu untuk menjadi eksportir listrik terbesar di Benua Afrika. Grand Ethiopian Renaissance Dam diproyeksikan akan menghasilkan kapasitas energi lebih dari 6 ribu megawatts.
“Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengumumkan pembangunan tahap ketiga Grand Ethiopian Renaissance Dam selesai dengan sukses. Ethiopia berusaha memastikan keuntungan juga diperoleh oleh negara-negara yang cekungannya lebih rendah,” demikian pernyataan kantor Perdana Menteri Ethiopia lewat Twitter.
Abiy menggelar sebuah seremoni saat secara resmi menyalakan turbin Grand Ethiopian Renaissance Dam, yang kedua pada Kamis, 11 Agustus 2022 atau persisnya enam bulan setelah turbin yang pertama nyala. Sejumlah foto dibagikan oleh kantor Perdana Menteri Ethiopia, yang memperlihatkan Abiy sedang berdiri di atas podium di hadapan sebuah sumber air yang keluar dari depan bendungan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pedestrian Rawa Badak, dan Obsesi Anies Baswedan pada Jalur Pejalan Kaki Bawah Tanah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.