TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengecam serangan Israel ke Palestina di Gaza beberapa hari terakhir. Dalam pernyataan pers tertulis pada Minggu, 7 Agustus 2022, Indonesia menyoroti dampak agresi yang mengakibatkan kematian warga sipil, termasuk anak-anak.
"Indonesia mendorong PBB segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan tindakan kekerasan dan agresi tersebut, guna menghindari semakin banyaknya korban serta memburuknya situasi," kata Kementerian Luar Negeri RI menyatakan.
Israel melancarkan serangan Gaza pada Jumat, 5 Agustus 2022, yang diklaim sebagai pencegahan serangan Jihad Islam, yang dimaksudkan untuk membalas penangkapan seorang pemimpin mereka di Tepi Barat.
Sekitar 43 warga Palestina tewas dalam gelombang pertempuran di Gaza selama akhir pekan. Diperkirakan separuh dari mereka adalah warga sipil, dengan dua komandan senior Jihad Islam wafat. Sementara serangan roket balasan telah mengirim puluhan ribu warga Israel ke tempat perlindungan.
Perkembangan terkini, Israel dan gerilyawan Palestina telah menyetujui gencatan senjata di Gaza mulai Minggu malam sebagaimana dimediasi oleh Kairo. Pihak keamanan Mesir mengatakan Israel telah menyetujui proposal tersebut, sementara seorang pejabat Palestina yang mengetahui upaya Mesir mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada pukul 24 malam waktu setempat.
Juru bicara Israel dan Jihad Islam, faksi yang telah berperang di Gaza sejak bentrokan meletus pada Jumat, tidak mengkonfirmasi hal ini. Mereka mengatakan telah berhubungan dengan Kairo.
Pada Minggu pagi, Jihad Islam Palestina memperluas jangkauannya untuk menembak ke arah Yerusalem dalam apa yang digambarkan sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan Gaza selatan oleh Israel - perwira senior kedua yang tewas dalam pertempuran itu. "Darah para syuhada tidak akan terbuang percuma," kata Jihad Islam dalam sebuah pernyataan.
Baca: Israel Palestina Gencatan Senjata Setelah 43 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
DANIEL AHMAD | REUTERS