TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terbang ke Kamboja pada Senin, 1 Agustus 2022. Ia dijadwalkan mengikuti rangkaian Pertemuan ke-55 Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN (AMM) di Phnom Penh mulai Selasa sampai Jumat, 2-5 Agustus.
Menurut keterangan pers Kemlu RI, pertemuan AMM ke-55 akan membahas tema Keketuaan Kamboja di ASEAN 'Addressing Challenges Together'. Beberapa di antaranya meliputi Visi ASEAN Paska-2025, aplikasi keanggotaan Timor Leste, pemulihan pasca pandemi, serta penguatan nilai-nilai, dan identitas ASEAN. Selain itu, Pertemuan juga akan membahas isu-isu regional dan internasional yang sedang mengemuka.
"Isu Myanmar dan krisis di Ukraina akan tetap mewarnai berbagai pembahasan, dan Indonesia berharap semua negara akan mengambil sikap yang konstruktif untuk mencari penyelesaian atas berbagai isu bersama," tulis Kemlu RI dalam sebuah keterangan tertulis.
Sebelumnya, Retno mengusulkan agar ASEAN membahas ulang Konsensus Lima Poin (5PC) untuk krisis Myanmar, menyusul keputusan Myanmar mengeksekusi mati empat aktivis pro-demokrasi baru-baru ini.
Pemerintah Junta memvonis hukuman mati bagi mantan legislator Phyo Zeya Thaw, aktivis demokrasi Kyaw Min Yu, Aung Thura Zaw, dan Hla Myo dalam persidangan tertutup pada Januari 2022. Eksekusi pelaksanaan hukuman mati terhadap keempatnya dikonfirmasi oleh rezim militer Myanmar pada Senin, 25 Juli 2022. Keempat aktivis itu, dituduh membantu melawan militer, yang merebut kekuasaan Pemerintah sipil Myanmar dalam kudeta Februari 2021. Kudeta tersebut dipimpin oleh Panglima Militer Min Aung Hlaing.
Menurut Retno, eksekusi mati itu karena 5PC yang sudah disepakati sejak 1,5 tahun lalu, mandek. Hukuman mati para aktivis itu merupakan indikasi kemunduran 5PC dan junta militer yang tidak berkomitmen menerapkannya.
"Sudah waktunya ASEAN membahas lagi secara lebih serius tidak adanya progres yang signifikan terhadap implementasi 5 Point Consensus," kata Retno dalam keterangan usai kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Jepang, Rabu, 27 Juli 2022.
Untuk masalah Ukraina Retno beberapa kali menyerukan agar perang segera dihentikan. Saat pidato di pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 awal Juli lalu, Retno mengingatkan pentingnya peran multilateralisme dalam menyelesaikan krisis global. Sebagai ketua forum, Dia juga menyerukan agar G20 tidak gagal mencari upaya perdamaian.
"Jadi, adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang secepatnya dan menyelesaikan perbedaan kita di meja perundingan, bukan di medan perang," kata Retno.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat dinamika dalam G20. Negara-negara Barat keberatan satu meja dengan Rusia. Sementara Indonesia memilih untuk tetap mengundang Moskow karena keanggotaannya dalam badan tersebut.
Di Phnom Penh, untuk pertama kali sejak 2019, Menlu RI juga akan menghadiri sejumlah Pertemuan ASEAN dengan negara mitra, seperti Amerika Serikat, Australia, India, Inggris, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Cina, Rusia, Selandia Baru, dan Uni Eropa. Serta dalam kerangka ASEAN Plus Three, East Asia Summit, dan ASEAN Regional Forum.
Di sela-sela rangkaian pertemuan tersebut, Menlu Retno juga bakal bertemu otoritas Kamboja untuk perlindungan WNI di negara tersebut. Belum lama ini WNI jadi target penipuan berbasis daring (online scam) berkedok investasi.
Baca: Kisah Kontroversi Vietnam Bergabung dengan ASEAN pada Hari Ini 28 Juli Tahun 1995
DANIEL AHMAD