TEMPO.CO, Jakarta - Seorang TikToker asal Mesir, Tala Safwan, ditangkap di Arab Saudi karena sebuah video yang diduga memuat konten lesbian. Ia merupakan influencer media sosial muda dengan lima juta pengikut di TikTok dan sekitar 800.000 pelanggan di YouTube.
Dalam klip terbaru yang diunggah di YouTube, Safwan secara seksual dianggap sugestif oleh beberapa orang. Banyak netizen di Arab Saudi marah. Tagar "Tala menyinggung masyarakat" tersebar, dengan tak sedikit warganet menuntut penangkapannya.
Polisi Riyadh menangkap Safwan pada Senin, 25 Juli 2022. Kontennya dianggap dapat berdampak negatif pada moralitas publik. Polisi tidak menyebutkan nama Safwan dalam pengumuman mereka, tetapi menyertakan video yang dipermasalahkan dengan wajah dia dan temannya diburamkan.
Safwan telah membantah bahwa videonya memiliki subteks seksual dan mengatakan itu telah disalahpahami. Dia menuduh bahwa video yang dibagikan di media sosial telah dipenggal dan diambil di luar konteks dengan tujuan menimbulkan skandal.
Target konten influencer Mesir yang berbasis di Arab Saudi itu biasanya menyasar remaja dan pemirsa muda. Seperti beberapa pembuat media sosial di dunia, Safwan membuat video lucu tentang topik asmara, kehidupan, dan keresahan-keresahan yang dikirim oleh pengikutnya.
Arab Saudi tidak memiliki undang-undang tentang orientasi seksual atau identitas gender. Tetapi hubungan seksual di luar nikah, termasuk homoseksualitas, dapat dihukum dengan cambuk atau kematian. LGBT+ adalah hal tabu di Arab Saudi.
Pada Minggu, 24 Juli 2022 regulator media Saudi menuntut agar YouTube menghapus iklan ofensif yang diposting di platform. Menurut pernyataan Komisi Umum Media Audiovisual (GCAM) dan Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi (CITC), platform melanjutkan “siaran konten yang bertentangan dengan nilai dan prinsip Islam dan masyarakat, serta peraturan konten media Kerajaan dan Kebijakan Platform YouTube”.
Sementara, pihak berwenang di Arab Saudi pada Juni lalu menyita barang-barang anak-anak bertema pelangi dari toko-toko. Mereka mengklaim bahwa warna-warna tersebut mendorong LGBT. Kebijakan tersebut juga mengikuti larangan Arab Saudi pada film yang menggambarkan, atau merujuk pada, orang gay.
Kerajaan tersebut belum menayangkan sejumlah film populer yang baru dirilis, seperti Doctor Strange in the Muliverse of Madness, karena kekhawatirannya bahwa film tersebut "mempromosikan homoseksualitas".
Baca: Arab Saudi Tangkap Warganya karena Selundupkan Non-Muslim ke Mekah
THE INDEPENDENT