TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Xi Jinping mengadakan pembicaraan langsung dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Beijing pada Selasa, 26 Juli 2022. Kunjungan Jokowi ke China bisa dikatakan langka sebab negara itu memberlakukan waspada Covid-19 bagi lawatan kepala negara asing.
Jokowi berada di Beijing minggu ini atas undangan Xi Jinping. China mengatakan pertemuan kedua pemimpin itu merupakan pertukaran pandangan mendalam, termasuk Kerja Sama Selatan-Selatan.
Presiden tiba di Beijing pada Senin malam. Selain dengan Xi, dia juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang.
Kunjungan oleh pejabat asing ke Tiongkok sangat jarang terjadi sejak pandemi virus corona pecah lebih dari dua tahun lalu. Sebagian besar perbatasan China ditutup karena masalah Covid-19 domestik.
Terakhir kali China menjamu pemimpin asing adalah pada awal Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin di antara mereka yang mengunjungi Beijing dalam 'bubble' yang dijaga ketat.
Xi terakhir melakukan perjalanan keluar dari daratan China ke Hong Kong pada 30 Juni 2022 untuk menandai 25 tahun bekas jajahan Inggris itu kembali ke pemerintahan China. Sebelumnya, Xi mengunjungi Myanmar pada Januari 2020, perjalanan resmi terakhirnya ke luar negeri.
Saat jumpa pers Kamis lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, fokus kunjungan presiden adalah membahas penguatan kerja sama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi.
Retno mencatat, nilai perdagangan Indonesia dan China mencapai US$ 110 miliar atau Rp 1,6 kuadriliun pada 2021. Sementara untuk investasi, China merupakan investor ketiga terbesar dengan US$ 3,2 miliar USD atau Rp 47 triliun pada 2021.
Indonesia merupakan sumber penting feronikel, batu bara, tembaga, dan gas alam bagi ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Menurut Reuters, pada paruh pertama 2022, impor China dari Indonesia, sebagian besar komoditas, melonjak 34,2 persen per tahun, terbesar setelah Rusia.