TEMPO Interaktif, Jakarta: Beberapa perwira muda gagah berjalan tegap ke sana ke mari. Mengenakan seragam serba putih. Mereka berbaur dengan yang tak berseragam di atas Jeanne d'Arc, menikmati libur hingga 26 Februari ini.
Para awak berikut kapal induk Prancis dan kapal perusak Georges Leygues, Sabtu lalu bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal pengangkut helikopter yang dinahkodai kapten Herve Blejean dan kapal Georges Leygues yang dipimpin Thierry Catard, untuk kali kedua berlabuh di wilayah Indonesia. Sebelumnya, kapal ini mengambil bagian dalam misi kemanusiaan bencana tsunami di Aceh pada 2005 lalu.
Kapal induk Jeanne d'Arc menjadi tempat bernaung dan belajar bagi 121 kadet, satu di antaranya adalah asal Indonesia. Bertolak dari Brest, Prancis pada 9 Desember lalu, kapal ini diikuti Georges Leygues. "Selama lima hari ini kami singgah di Indonesia," kata Bagus Jatmiko, wakil Angkatan Laut Indonesia untuk mengikuti pendidikan militer di atas kapal Induk tersebut.
Berkapasitas 600 awak untuk kapal Jeanne d' Arc dan 200 orang untuk kapal Georges Leygues, memang khusus untuk pendidikan militer. Sayangnya, kapal buatan 1964 ini ini merupakan kunjungan terakhir di Indonesia.
Wali Kota Brest, Francois Cuillandre, ikut serta pada pelayaran dan tidak memilih memakai pesawat walaupun hanya dari Singapura menuju Jakarta. Menurut Bagus, Cuillandre sangat terkesan dengan kapal ini. "Karena tahun depan kapal ini sudah tidak digunakan," katanya.
Kapal Jeanne d'Arc memiliki sejarah luar biasa bagi Prancis. Sejak diciptakan kapal ini hanya didedikasikan untuk pendidikan militer angkatan laut. Namanya diambil dari pahlawan perempuan Prancis yang gugur dalam pertempuran.
Nantinya, kata Bagus, kapal ini akan diganti dengan Kapal Mistral, yang tidak dirancang untuk pendidikan. "Pendidikan tetap berlanjut walaupun menggunakan kapal yang berganti-ganti," tambahnya.
Wali kota Brest berkunjung ke Jakarta untuk menjajaki kerja sama antara dua kota, salah satunya dibidang pendidikan.
Setelah merapat di Indonesia, kapal akan berlayar menuju Jordania,Italia, Portugal dan kembali ke Prancis. Di Portugal akan menggelar latihan bersama dengan negara-negara yang tergabung dalam NATO.
Selama singgah di beberapa negara, para perwira muda dari 14 negara mempelajari geopolitik, geomaritim dan kebudayaan negara setempat. "Tentu, ini menambah wawasan," kata Bagus. Ia juga memperkenalkan Indonesia sebagaimana tidak seperti yang orang Eropa pikirkan. Bahwa Indonesia dalam keadaan aman dan jauh dari teroris.
Kapal Jeanne d'Arc memiliki panjang 182 meter dan tinggi 24 meter ini, asli buatan Prancis. Kapal yang berkekuatan 40 ribu tenaga kuda dengan kecepatan maksimal 28 knots ini akan diistirahatkan tahun depan. "Karena sudah purna tugas," kata Bagus.
ISMI WAHID| AGUNG SEDAYU