TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Israel berencana membuka rute baru ke India dan tujuan Asia lainnya setelah Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan akses tanpa batas ke wilayah udaranya. Pembukaan rute baru ini akan menghemat biaya bahan bakar dan mengurangi waktu penerbangan.
Israel tidak ada hubungan terbuka dengan negara-negara tersebut. Untuk itu, menurut Menteri Transportasi Israel Merav Michaeli, implementasinya bisa memakan waktu beberapa minggu. Israel juga memasukkan Oman ke dalam koridor yang diperluas.
Sebelum Arab Saudi membuka akses udaranya pada Jumat lalu, maskapai Israel hanya dapat terbang melalui Uni Emirat Arab dan Bahrain. Dengan dibukanya wilayah udara Arab Saudi, maka maskapai penerbangan Israel bisa menggunakannya ke wilayah Asia.
Maskapai berbendera El Al Israel Airlines dan saingannya Arkia telah mengajukan izin untuk terbang di atas Arab Saudi. Dengan demikian penerbangan dari Israel akan memotong sekitar 2,5 jam ke India dan Thailand.
Pembukaan wilayah penerbangan oleh Arab Saudi, menurut Michaeli, memerlukan koordinasi langsung antara kedua negara. Arab Saudi belum secara resmi mengakui Israel.
"Ini situasi yang lebih baik dibandingkan keterasingan dan tak adanya komunikasi. Jadi apa pun yang bisa dicapai, harus dilakukan dan kami bekerja untuk membangun lebih banyak hubungan serta kepercayaan," katanya.
Ihwal kapan koridor Saudi yang diperluas akan diterapkan, dia berkata kemungkinan bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Pesawat Israel tujuan Asia yang melintasi Saudi ingin melewati Iran dengan melanjutkan penerbangan ke wilayah udara Oman. Menurut Michaeli, Oman telah memberikan persetujuan awal untuk penerbangan Israel pada tahun 2018.
"Saya yakin itu akan diselesaikan lagi, hanya untuk menyegarkan kesepakatan ini. Tapi sekali lagi, ini adalah salah satu detail yang sedang dikerjakan dan kita perlu berhati-hati, menunggu dan melihat sampai itu terjadi," dia berkata.
Rute penerbangan yang lebih singkat akan membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit. Pada gilirannya ini akan membantu maskapai penerbangan Israel lebih efisien.
"Kita bisa menggunakan pesawat besar dan menggunakannya di tempat lain seperti Australia dan Jepang," katanya. Ia menambahkan penerbangan dari Israel ke Melbourne dan Tokyo masih dalam tahap perencanaan.
Maskapai penerbangan Arkia juga berencana memulai penerbangan ke Goa, India, pada November. Arkia juga sedang mempertimbangkan tujuan baru seperti Thailand dan Sri Lanka menggunakan pesawat Airbus A321neoLR.
Baca: Penerbangan Haji Langsung ke Saudi, Menteri Israel: Mimpi Jadi Kenyataan
REUTERS