TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina yang baru Ferdinand Marcos Jr memerintahkan Kementerian Transportasi Filipina agar menegosiasikan ulang kesepakatan utang, yang dibuat oleh mantan Presiden Rodrigo Duterte dengan Cina untuk membangun beberapa proyek kereta api senilai USD 4,90 miliar (Rp 73 triliun).
Wakil Menteri Perhubungan Filipina Cesar Chavez mengatakan perjanjian bantuan pinjaman untuk tiga proyek, dianggap sudah ditarik (tidak jadi) setelah Pemerintah Cina gagal mengambil tindak lanjut, terkait pendanaan yang diminta oleh Pemerintahan Duterte.
Sejumlah penumpang kereta api duduk dengan menerapkan social distancing pqda hari pertama pelonggaran lockdown setelah dua bulan di Manila, Filipina, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Menurut Chavez, opsi pendanaan dari pihak lain sedang dipertimbangkan untuk membiayai proyek-proyek di Filipina senilai 276 miliar peso. Di antara proyek tersebut adalah proyek rel kereta Subic-Clark, Philippine National Railways South Long-Haul Project dan Mindanao Railway Project.
Sejumlah opsi pendanaan adalah memanfaatkan modal swasta melalui kemitraan swasta dan pemerintah.
Sumber di pemerintah Cina yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan kerja sama Cina-Filipina soal proyek kereta, akan berlanjut. Cina bersikap terbuka untuk melakukan diskusi dengan Filipina.
Rencananya, akan dibangun lebih dari 1.100 kilometer rel kereta. Filipina saat ini hanya punya 77 kilometer rel kereta sejak 2016 atau tertinggal dibanding negara lainnya di Asia.
Sejumlah negosiasi untuk membangun rel kereta sudah dimulai pada 2018 selama pemerintahan Duterte. Ketika itu, Filipina setuju untuk mengesampingkan sengketa Laut Cina Selatan dan sebagai imbalannya Cina akan mengucurkan bantuan miliaran dolar dan berjanji akan berinvestasi di Filipina, termasuk dalam program infrastruktur Duterte.
Presiden Marcos berjanji mempertahankan kedaulatan negara. Namun dia menyadari perlunya meningkatkan hubungan dengan Cina di sektor lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Enrique Manalo, Diplomat Karier yang Jadi Menlu Filipina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.