TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos menunjuk diplomat karir Enrique Manalo sebagai menteri luar negeri.
Sebelum menjadi menteri, Manalo menjabat sebagai Wakil Tetap Filipina untuk PBB di New York. Ia pernah menjadi wakil sekretaris untuk kebijakan di Departemen Luar Negeri.
Manalo telah meminta beberapa hari sebelum dia mengambil alih posisi yang sebelumnya dipegang oleh Teodoro Locsin sehingga dia bisa menyelesaikan urusan di jabatan sebelumnya, kata sekretaris pers Trixie Cruz-Angeles, Jumat, 1 Juli 2022.
Marcos, yang dilantik sebagai presiden pada Kamis, 30 Juni 2022, mengatakan pemerintahannya akan memiliki kebijakan luar negeri yang independen dan mengakui bahwa kemitraan internasional adalah kunci untuk kawasan yang stabil.
"Seorang diplomat veteran lebih cenderung menghargai kebutuhan untuk menavigasi nuansa dan pilihan yang sulit dalam geopolitik," kata pensiunan profesor politik Temario Rivera.
"Dengan menunjuk Manalo, (Marcos) mungkin mengirimkan sinyal untuk mencoba tidak memusuhi salah satu kekuatan besar di kawasan itu, terutama AS dan China."
Manalo, yang karir dinas luar negerinya dimulai pada 1979, juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Filipina untuk Inggris, Irlandia, Belgia, dan Luksemburg.
Penunjukan kabinet Marcos harus disetujui oleh DPR.
Keluarga Diplomat
Enrique Manalo, kelahiran 21 July 1952, adalah diplomat karir pertama yang menjabat sebagai menteri luar negeri Filipina dalam hampir dua dekade ini. Ia pernah menjadi pejabat sementara Menlu selama dua bulan pada 2017, yang dia sebut dirinya sebagai “manusia transisi” saat itu.
Diplomat karir terakhir yang menjabat sebagai Menlu Filipina adalah Delia Albert dari 2003 hingga 2004.
Selama ini, jabatan Menlu Filipina sering diberikan kepada politisi atau bahkan pengusaha seperti Albert del Rosario, yang mengarahkan kasus Filipina melawan China di bawah Benigno Aquino III.
Atau orang-orang seperti Alan Peter Cayetano, seorang politisi yang pernyataan kontradiktifnya tentang diplomasi membingungkan orang Filipina dan orang asing.
Manalo adalah lulusan ekonomi Universitas Filipina yang bergabung dengan Kemenlu pada 1979. Ia memiliki 12 tugas panjang di luar negeri, dan hampir dua lusin pertemuan internasional, yang sebagian besar dipimpinnya.
Manalo menjabat sebagai wakil sekretaris Kemenlu untuk kebijakan dari Agustus 2007 hingga Februari 2010, di bawah presiden saat itu Gloria Macapagal Arroyo.
Dia mendapat posisi yang sama dari April 2016 hingga Maret 2017, yang mencakup pemerintahan presiden saat itu Benigno Aquino III dan Rodrigo Duterte.
Almarhum ayahnya, Armando, adalah duta besar untuk Belgia dan penasihat politik Misi Filipina untuk PBB. Dia juga seorang jurnalis.
Ibunya, Rosario, adalah diplomat karir wanita pertama Kemenlu Filipina. Seperti suaminya, dia juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk Belgia, Swedia dan Prancis. Baru-baru ini, dia terpilih sebagai pelapor komite PBB untuk menghentikan diskriminasi terhadap perempuan.
Reuters | Rappler