TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Tajuddin Abdul Rahman dikabarkan batal menjadi Duta Besar Malaysia di Jakarta. Ia tidak termasuk di antara empat dubes baru yang mendapat surat penunjukan dari Yang Dipertuan Agung Malaysia, Selasa, 12 Juli 2022.
Menurut kantor berita Bernama, kepala misi yang baru diangkat adalah Dubes Malaysia di Korea Selatan (Lim Jay Jin), Jepang (Shahril Effendi Abd Ghany), Arab Saudi (Wan Zaidi Wan Abdullah) dan Iran (Khairi Omar).
Free Malaysia Today melaporkan bahwa anggota parlemen dari Pasir Salak in tidak akan menjadi duta besar Malaysia untuk Indonesia setelah Putrajaya memutuskan menarik pencalonannya.
Juru bicara Kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah, mengatakan belum ada infoirmasi tentang hal itu.
Ketika dihubungi kemarin, sumber pemerintah Malaysia yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa PM Ismail Sabri Yaakob telah membatalkan penunjukan Tajuddin.
“Makanya namanya (Tajuddin) tidak termasuk dalam daftar terakhir utusan yang akan menerima ‘surat watikah’ mereka dari Yang Dipertuan Agung,” kata sumber tersebut
Namun, Malaysian Insight, mengutip sumber yang dekat dengan Kantor Perdana Menteri, mengatakan penunjukan itu "masih sesuai rencana" dan surat penunjukan itu hanya ditunda.
Bulan lalu, anggota parlemen yang kontroversial itu mengkonfirmasi bahwa ia akan ditunjuk sebagai utusan Malaysia untuk Indonesia.
Saat dihubungi, Tajuddin mengatakan tidak tahu apakah pengangkatannya telah dibatalkan dan meminta FMT untuk menghubungi pemerintah sebagai gantinya.
"Tidak ada komentar. Tanya ke menteri luar negeri atau perdana menteri,” katanya.
Penunjukan Tajuddin telah mengundang kritik dari beberapa kalangan termasuk anggota parlemen, mantan diplomat, politisi dan masyarakat sipil.
Sebuah petisi juga telah diluncurkan di Change.org untuk menyerukan agar penunjukan Tajuddin sebagai duta besar untuk Indonesia dibatalkan, mengumpulkan lebih dari 35.000 tanda tangan pada hari ini.
Ada seruan yang berkembang agar penunjukan mantan anggota Dewan Tertinggi UMNO dibatalkan, terutama setelah konferensi pers Tajuddin akhir bulan lalu di mana dia menyerukan Ahmad Zahid Hamidi untuk mundur sebagai presiden partainya.
Anggota DAP Bukit Bendera Wong Hon Wai mengatakan Tajuddin tidak memiliki keterampilan diplomatik yang diperlukan untuk pekerjaan itu dan telah membuktikan dirinya tidak layak untuk peran duta besar.
Wong kemudian bergabung dengan beberapa pemimpin Pemuda Umno, yang mengatakan tidak baik bagi citra Malaysia untuk memiliki Tajuddin sebagai utusannya ke Indonesia dan bahwa ada pejabat pemerintah lain yang dapat mengambil alih jabatan tersebut.
Pada Mei 2021, anggota parlemen kontroversial itu dicopot dari jabatannya sebagai ketua Prasarana Malaysia Berhad hanya beberapa hari setelah konferensi persnya yang banyak dikritik atas tabrakan yang melibatkan dua kereta LRT.