TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Kamis, 7 Juli 2022, mengutarakan pandangan kalau sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia, tidak berhasil. Ucapan Bolsonaro ini sama dengan pandangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Hambatan-hambatan ekonomi yang diberlakukan Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia, tidak berhasil,” kata Bolsonaro, yang juga meyakinkan dia tidak memihak siapapun.
Foto udara menunjukkan bangunan tempat tinggal yang rusak selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 3 April 2022. Warga sipil yang terperangkap di Mariupol berlindung di ruang bawah tanah dengan sedikit makanan, listrik, atau air mengalir. REUTERS/Pavel Klimov
Menurut Bolsonaro, sanksi-sanksi yang dikenakan pada Rusia telah membuat Brasil bisa mendapatkan pupuk dari Rusia, yang sangat berguna bagi pertanian Brasil. Dia pun menyebut bahwa Brasil dan Rusia punya kekhawatiran yang sama atas kedaulatan Amazon.
Bolsonaro dan Presiden Putin terakhir kali bertatap muka beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Ucapan Bolsonaro soal sanksi ke Rusia yang dinilainya tidak berhasil, kemungkinan bisa membuat hubungan Brasil dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, mengalami penurunanm yang sebelumnya sudah mengkritik hubungan Negeri Samba itu dengan Rusia.
Bolsonaro sering digambarkan oleh negara-negara lain sebagai pengelola hutan bagi pelanggar kedaulatan Brasil. Pada Juni 2022, Bolsonaro dan Presiden Putin saling bertelepon. Ketika itu, keduanya membahas soal ketahanan pangan dunia dan memperkuat niat kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis.
Sebelumnya pada Kamis pagi, 7 Juli 2022, Presiden Putin mengatakan sanksi-sanksi negara-negara Barat sangat jelas telah menciptakan sejumlah kerumitan. Sanksi yang dijatuhkan ke Rusia sama sekali tidak seperti yang diharapkan para penggagas serangan ekonomi ke Rusia.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada pertengahan Juni 2022 memprediksi perang Ukraina bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dia pun mengakui perang Ukraina telah memakan biaya besar, bukan hanya untuk dukungan militer, namun juga karena kenaikan energi dan harga bahan makanan
Sumber: Reuters
Baca juga : Wanita Tewas Ditikam di Dekat Lokasi Pertemuan Partai Politik Swedia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.