TEMPO.CO, Jakarta - Robert E. Crimo III, tersangka penembakan peserta karnaval Hari Kemerdekaan AS 4 Juli dari atap sebuah bangunan di Chicago, Senin lalu, kabur dengan mengenakan pakaian wanita.
Akibat tindakannya, 7 orang tewas dan lebih dari 36 orang luka-luka. Pemuda berumur 21 tahun itu, menghadapi tujuh tuduhan pembunuhan tingkat pertama.
Jika terbukti bersalah, Crimo III akan menghadapi hukuman penjara maksimum seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, kata pengacara negara bagian Illinois Eric Reinhard dalam mengumumkan dakwaan pada konferensi pers.
Jaksa mengatakan dakwaan tingkat pertama diikuti oleh lusinan dakwaan tambahan sebelum penyelidikan selesai, dan bahwa ia akan meminta agar Crimo tetap ditahan tanpa jaminan pada penampilan pengadilan pertama tersangka pada hari Rabu.
Robert (Bob) E. Crimo III, Robert Crimo/via REUTERS
Pihak berwenang mengatakan Crimo telah merencanakan serangan itu selama berminggu-minggu dan telah menjadi perhatian pihak berwenang setidaknya dua kali sebelumnya atas laporan bahwa dia mengancam bunuh diri atau membahayakan orang lain, kata pejabat setempat, Selasa.
Pihak berwenang mengatakan tersangka menembakkan lebih dari 70 peluru dari atap secara acak ke orang-orang yang menonton parade Senin di Highland Park, Illinois, dan kemudian melarikan diri dengan mengenakan penyamaran untuk berbaur dengan kerumunan yang dilanda kepanikan, kata pihak berwenang pada hari Selasa.
Setelah melarikan diri dari tempat kejadian, tersangka pergi ke Wisconsin dan kembali ke Illinois sebelum dia ditangkap pada hari Senin, menurut Sersan Chris Covelli, juru bicara kantor Sheriff Lake County.
Pada jumpa pers sore hari Selasa, Covelli mengutip dua pertemuan sebelumnya antara Crimo dan penegak hukum - panggilan darurat-911 April 2019 yang melaporkan bahwa dia telah mencoba bunuh diri dan satu lagi pada bulan September tahun itu mengenai dugaan ancaman yang dia arahkan kepada anggota keluarga.
Polisi saat insiden kedua menyita koleksi 16 pisau, belati dan pedang yang dikumpulkan oleh Crimo di rumahnya, meskipun tidak ada penangkapan karena pihak berwenang pada saat itu tidak memiliki kemungkinan alasan untuk menahannya, kata Covelli.
"Tidak ada keluhan yang ditandatangani oleh salah satu korban," kata Covelli.
Polisi merevisi jumlah korban yang dikonfirmasi dari penembakan dengan kematian orang ketujuh yang meninggal karena luka-lukanya pada hari Selasa.
Di antara yang tewas adalah Nicholas Toledo, seorang kakek dari Meksiko berusia 70-an yang bersama keluarganya di antara kerumunan pada parade hari Senin, dan Jacki Sundheim, seorang guru di sinagog terdekat.
Crimo, yang memiliki tato wajah yang khas, tampaknya berusaha menyembunyikan identitasnya pada hari Senin saat dia melarikan diri, kata Covelli kepada wartawan.
"Dia berbaur dengan orang lain saat mereka berlarian, hampir seolah-olah dia juga penonton yang tidak bersalah," kata Covelli. Tersangka melarikan diri ke rumah ibunya di dekat lokasi, dan kemudian meminjam mobil ibunya untuk kabur.
Kasus penembakan di Amerika terus terjadi, sehingga Presiden Joe Biden berupaya memperketat syarat kepemilikan senjata.
Reuters