TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 27 anak buah kapal (ABK) hilang setelah kapal derek mereka tenggelam di perairan lepas pantai Provinsi Guangdong di wilayah selatan China akibat dihempas Topan Chaba, Sabtu waktu setempat.
Pusat SAR Maritim Provinsi Guangdong pada Ahad 3 Juli 2022 mengatakan sistem monitor mendeteksi jangkar kapal terangkat setelah rantai tambat terputus. Ini terjadi saat kapal berupaya menghindari hempasan topan Chaba di perairan dekat Kota Yangjiang.
Beberapa unit helikopter dan kapal penyelamat, termasuk kapal niaga yang berlayar di dekat lokasi kejadian dikerahkan untuk upaya penyelamatan dan pencarian korban. Saluran televisi setempat menyiarkan upaya tim SAR dari dalam helikopter saat memberikan pertolongan kepada para korban.
Pemerintah Hong Kong menyatakan kapal nahas itu mengalami kerusakan parah hingga terpotong dua. Lokasi kapal ditemukan diterjang angin berkecapatan hingga 144 km per jam serta gelombang setinggi 10 meter. Sebanyak 30 kru berusaha bertahan di kapal dan lainnya hilang. Sejauh ini tim SAR berhasil menyelamatkan tiga orang.
Mereka dibawa ke rumah sakit di Hong Kong untuk menjalani perawatan. Rekaman video dari tim SAR menunjukkan seseorang di kapal dievakuasi ke helikopter, sementara ombak tinggi menerjang dek kapal yang sebagian tubuhnya sudah tenggelam. Sampai saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan, pencarian dari tim SAR Hong Kong dan China terkendala cuaca buruk akibat angin kencang dan gelombang tinggi.
Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Kekeringan Nasional China telah menaikkan tanggap darurat bencana menjadi level III mengingat kemungkinan banjir yang dipicu oleh badai ketiga dan badai keempat tahun ini.
Topan Chaba yang merupakan topan ketiga tahun ini telah mendarat di kawasan pesisir Kota Maoming, Provinsi Guangdong, China pada Sabtu sore. Aere, topan keempat, telah mendekati Laut Cina Timur pada Sabtu malam.
Baca juga: Rusia Tangkap Ilmuwan Siberia, Dituding Jadi Mata-Mata China
SUMBER: REPUBLIC WORLD