Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa dia akan mengambil keputusan dalam waktu dekat apakah akan menghadiri KTT G20 di Indonesia pada bulan November jika Presiden Rusia Vladimir Putin juga hadir.
Scholz, berbicara kepada televisi Jerman dari KTT G7 yang dia selenggarakan di Pegunungan Alpen Bavaria, mengatakan bahwa penting untuk tidak "mendobrak" KTT G20.
Scholz mengatakan kepada televisi ZDF Jerman, “Kita tidak boleh masuk ke dalam perangkap yang dibuat oleh Putin untuk menegaskan bahwa dunia terbagi menjadi Barat global – G-7 dan teman-temannya di utara – dan yang lainnya. Itu tidak benar. Ada demokrasi di seluruh dunia dan mereka memiliki perspektif yang sangat mirip.”
Scholz tidak memberikan komitmen eksplisit untuk menghadiri KTT G-20 terlepas dari apakah Putin hadir, tetapi menekankan pentingnya kelompok tersebut.
“Ada keyakinan umum … bahwa kami tidak ingin menorpedo G-20,” katanya, Senin, 26 Juni 2022.
Sebelumnya, Scholz menjamu Presiden Joko Widodo di sela -sela KTT G7 di Elmau. Presiden Jokowi membahas tentang penguatan kerja sama ekonomi dan terkait Presidensi G20 Indonesia.
“Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi," ujar Jokowi seperti dikutip laman presiden.go.id.
Di sektor energi baru dan terbarukan, Jokowi berharap Jerman bisa menjadi mitra dalam mengolah potensi 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia. Presiden juga mengapresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan komitmen pendanaan sebesar EUR 2,5 miliar selama 5 tahun.
Terkait sektor industri teknologi tinggi, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai dan mobil listriknya. Presiden melihat potensi kerja sama pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok chip global.
“Indonesia juga siap untuk tindak lanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global,” ucap Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Jerman terhadap Presidensi Indonesia di G20. Di tengah situasi dunia yang sangat kompleks dan sulit Presiden berharap Indonesia dan Jerman tetap ingin menjaga G20 agar tetap dapat menjadi katalis pemulihan ekonomi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.
Reuters | Abcnews
