TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga wartawan asal Inggris Dom Philips pada Minggu, 26 Juni 2022, mengucapkan selamat tinggal pada jenazah Philips, yang terbunuh pada awal bulan ini di Hutan Amazon, Brasil. Philips tewas bersama seorang warga Brasil Bruno Pereira.
Istri Philips, Alessandra Sampaio bersama saudara Philips, yakni Sian dan Gareth serta adik ipar Philips yang bernama Paul Sherwood menghadiri upacara pemakaman Philips, 57 tahun. Pemakaman dilakukan di Niteroi dekat Ibu Kota Rio de Janeiro.
“Hari ini Dom akan dikremasi di negara yang dia cintai, yang dia sebut rumah. Dia adalah orang yang spesial, dia mempertahankan apa yang diyakininya sebagai profesionalisme dan cinta pada kemanusiaan,” kata Sampaio.
Petugas mencari jurnalis Inggris Dom Phillips dan pakar masyarakat adat Bruno Pereira, yang hilang saat melaporkan di bagian terpencil dan tanpa hukum di hutan hujan Amazon dekat perbatasan dengan Peru, di Lembah Javari, Brasil, 5 Juni 2022. Dom Phillips (57 tahun) adalah wartawan lepas yang pernah menulis soal Brasil untuk surat kabar Guardian, Washington Post, New York Times, dan berbagai media lainnya. Brazilian Ministry Of Defense/Handout via REUTERS
Sedangkan Sian menceritakan Philips dan istrinya sebelumnya punya rencana untuk mengadopsi dua anak dari Brasil.
Philips adalah wartawan freelance yang menulis untuk Guardian dan Washington Post. Sebelum tewas terbunuh, dia sedang mengerjakan sebuah buku yang berisi hasil penelitiannya bersama Pereira, yang juga seorang mantan kepala suku yang terisolasi dan baru-baru ini dihubungi oleh lembaga adat Funai.
Philips dan Pereira dinyatakan hilang pada di Javari Valley Hutan Amazon pada 5 Juni 2022. Jenazah mereka ditemukan terkubur di tengah hutan sekitar 10 hari sejak dinyatakan hilang. Seorang nelayan bernama Amarildo da Costa mengaku telah membunuh keduanya
Acara pemakaman Philips dilakukan dua hari setelah pemakaman Pereira, yang dihadiri oleh masyarakat adat untuk memberikan penghormatan. Di luar kawasan pemakaman Philips, terjadi aksi protes oleh segelintir orang sambil membawa tulisan ‘siapa yang memerintahkan membunuh Dom dan Bruno?’.
Pada awal bulan lalu, Kepolisian Brasil menyebut hasil investigasi sementara mengarah pembunuhan ini dilakukan sejumlah orang, namun mereka bertindak sendiri (bukan atas perintah atau tidak ada dalangnya). Keyakinan Kepolisian itu diragukan oleh masyarakat adat Univaja.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kominfo Tegaskan Dewan Pers Satu-satunya Lembaga Sah Sertifikasi Wartawan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.