TEMPO.CO, Jakarta -Buruh kereta api Inggris melanjutkan aksi mogok kerja pada Kamis, 23 Juni 2022, dengan menuntut kenaikan gaji untuk mengimbangi lonjakan inflasi. Seperti unjuk rasa sebelumnya, aksi ini melumpuhkan jaringan kereta api Inggris.
"Kami akan terus berbicara dengan perusahaan tentang segala sesuatu yang telah diajukan, dan kami akan meninjaunya," kata Sekretaris Jenderal Pekerja Kereta, Maritim dan Transportasi atau RMT, Mick Lynch, seperti dikutip Reuters.
Lynch mengatakan, pihaknya akan menimbang fase baru aksi industri. Jika tidak ada solusi, kemungkinan besar akan ada unjuk rasa yang lebih besar.
Pemerintah menyebut pemogokan ini kontraproduktif. Pasalnya aksi ini dinilai berpengaruh pada pihak berpenghasilan rendah, yang bergantung pada transportasi umum dan tidak dapat bekerja dari rumah.
Para menteri akan menetapkan perubahan undang-undang pada Kamis ini, yang akan memudahkan perusahaan untuk menggunakan staf sementara. Tujuannya untuk meminimalisir dampak aksi pemogokan.
"Sekali lagi serikat pekerja menahan negara untuk tebusan dengan menghentikan layanan publik dan bisnis yang penting. Situasi yang kita hadapi sangat menyulitkan," kata Menteri Bisnis Inggris Kwasi Kwarteng.