TEMPO.CO, Jakarta -Korea Utara tiba-tiba berhenti mengimpor produk pencegahan dan pengendalian COVID-19 dari China pada Mei. Hal ini menurut data perdagangan yang dirilis oleh Beijing pada Senin 20 Juni 2022 seperti dilansir Arab News.
Bea cukai China merilis data bahwa Korea Utara tidak lagi mengimpor masker wajah, termometer, sarung tangan karet, ventilator atau vaksin dari China pada Mei. Padahal selama Januari-April 2022, Korea Utara mengimpor lebih dari 10,6 juta masker, hampir 95.000 termometer dan 1.000 ventilator non-invasif dari China.
Kasus demam baru harian di Korea Utara, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita negaranya, KCNA, telah menurun sejak negara tu pertama kali mengakui pada pertengahan Mei bahwa mereka sedang memerangi wabah COVID-19.
Namun, Pyongyang belum mengungkapkan berapa banyak dari kasus-kasus itu yang dites positif terkena virus corona.
Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menawarkan untuk memberikan bantuan, termasuk vaksin, tetapi tidak ditanggapi Pyongyang.
Karena Pyongyang tidak pernah secara langsung mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif terkena virus, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Juni bahwa mereka menganggap situasinya semakin buruk, bukan lebih baik.
Secara keseluruhan, ekspor China ke Korea Utara merosot 85,2 persen menjadi US$14,51 juta di Mei dari US$98,1 juta di April. Barang ekspor utama adalah kedelai, gula pasir, bungkil kedelai dan tepung terigu. Korea Utara membeli kedelai senilai US$2,97 juta, gula pasir US$2,64 juta, bungkil kedelai US$1,49 juta, dan tepung terigu US$846.598 pada Mei, menurut data bea cukai China.
Kementerian luar negeri China mengkonfirmasi pada 29 April bahwa Beijing telah menangguhkan layanan kereta barang lintas batas dengan Korea Utara, setelah laporan infeksi COVID-19 di kota perbatasan Dandong.
Baca juga: Masih Hadapi COVID-19, Korea Utara Dilanda Wabah Lain
SUMBER: ARAB NEWS