TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ibu Kota Moskow pada 30 Juni 2022. Sumber dari kantor kepresidenan Rusia atau Kremlin mengkonfirmasi kepada TASS, namun otoritas Indonesia belum mengkonfirmasi kepastian lawatan Jokowi ke Moskow tersebut.
Sumber di Kremlin menyebut lawatan Jokowi ini bakal sangat penting. "Kami sedang mempersiapkannya sekarang," katanya seperti diwartakan TASS pada Selasa, 14 Juni 2022.
Sumber Kremlin itu juga menyinggung forum G20 yang saat ini diketuai Indonesia, serta krusialnya kemitraan kedua negara baik secara ekonomi maupun politik.
"Kami juga menunggu kabar, kita sama-sama sabar menunggu ya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada Tempo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela pertemuan KTT ASEAN-Rusia di Singapura, Rabu, 14 November 2018. Peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Rusia menjadi isu utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
Sedangkan Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, belum menanggapi pertanyaan Tempo perihal ini. Sementara, Duta Besar RI untuk Rusia Jose Tavares, juga belum memberikan keterangan apapun.
Sikap serupa juga diperlihatkan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Dia masih enggan memastikan apapun atas kabar kunjungan Jokowi ini.
"Soal ini, kami sarankan tanyakan pada Kementerian Luar Negeri RI," ujar Vorobieva.
Sementara itu, menanggapi rencana pertemuan Jokowi dengan Presiden Putin ini, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengingatkan, setiap kerja sama yang terjalin dengan Moskow berpotensi menjadi sumber pendanaan bagi Rusia untuk menginvasi Ukraina.
"Saya tidak akan berbicara tentang posisi Indonesia, terserah pemerintah, DPR, dan masyarakat untuk memutuskan. Tetapi harus dipahami bahwa setiap dolar yang diterima oleh Rusia, setiap barel minyak yang terjual - habis digunakan untuk membiayai perang agresif ini," kata Hamianin saat dihubungi Tempo.
Jika salah satu tujuan Jokowi ke Moskow adalah untuk menjadi penengah perang, Duta Besar Hamianin berharap itu benar-benar terwujud. Sebab, Ukraina masih diserang secara kejam dan banyak orang mati setiap hari.
Akan tetapi, dia meminta Presiden Jokowi memiliki rencana konkret seandainya Putin tidak mau berunding. "Perang harus dihentikan dan Rusia harus dihukum berat. Jika tidak, dunia mungkin akan tenggelam ke dalam krisis global yang sangat serius," kata Hamianin.
Baca juga: Moeldoko Sampaikan Pesan Jokowi ke Relawan: Ojo Kesusu, Tunggu Arahan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.