TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan sejumlah pejabat senior Korea Utara bersiap mengirimkan bantuan bagi 800 keluarga yang menderita akibat epidemik usus yang belum teridentifikasi. Saat yang sama, Korea Utara juga sedang berjuang mengatasi pandemi Covid-19.
Sebelumnya pada pekan ini Korea Utara mengungkap negara itu menghadapi sebuah epidemik akut setelah berminggu-minggu menghadapi wabah Covid-19. Namun Korea Utara tidak menjelaskan lebih lanjut jenis penyakit apa yang dimaksud, hanya merujuk pada saluran pencernaan.
"Otoritas sudab mempersiapkan sejumlah obat-obatan, makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya untuk perawatan epidemik tersebut dan menstabilkan kehiduoan masyarakat di Kota Haeju dan Kabupaten Kangryong," demikian diwartakan Korea Central News Agency (KCNA).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker saat memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. KCNA
KCNA dalam pemberitaannya menulis Kim telah menyerukan pada otoritas agar segera menjalankan tugas-tugas mereka dengan melonggarkan beban warga
Korea Utara yang kurang beruntung dan menderita.
Sebelumnya pada Kamis, 16 Juni 2022, sebuah sumber di Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut Seoul sedang memantau wabah yang terjadi (dk Korea Utara). Kecurigaan sementara wabah tersebut adalah kolera atau tifus.
Wilayah selatan provinsi Hwanghae, Korea Utara adalah area pertanian yang cukup vital. Adanya wabah telah ini, telah memunculkan kekhawatiran bisa menimbulkan kekurangan pasokan makanan di tengah gelombang infeksi virus corona.
Korea Utara melaporkan ada sejumlah pasien yang mengalami gejala demam, ketimbang kasus Covid-19. Kemungkinan karena kurangnya kemampuan negara itu untuk melakukan tes kesehatan.
KCNA melaporkan pada Jumat, 10 Juni 2022, ada 23.160 orang yang mengalami gejala demam. Dengan begitu, sejak akhir April 2022 total lebih dari 4.58 juta orang mengalami gejala demam. Total kematian akibat
wabah ini sebanyak 73 orang.
Sumber : Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik
di sini.