TEMPO Interaktif, Jakarta:Serangan rudal yang diduga dari Amerika Serikat menghancurkan sebuah kamp latihan Taliban di Pakistan. Peristiwa pda Sabtu waktu setempat itu menewaskan sedikitnya 27 orang yang sebagian besar mata-mata asing al Qaida.
Dua rudal yang ditembakkan sebuah pesawat tak berawak telah menghantam kamp komandan penting Taliban, Baitullah Mehsud, yang tidak ada dalam kamp itu. Dua orang Arab, beberapa gerilyawan Taliban lokal dan sejumlah warga Uzbekistan tewas.
Baca Juga:
Beberapa pejabat setempat mengatakan enam gerilyawan terluka dalam serangan itu, tapi tidak mengungkapkan identitas mereka. Mehsud, yang memimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan, didituduh merencanakan pembunuhan bekas perdana menteri Benazir Bhutto 2007.
Beberapa warga mengatakan gerilyawan Taliban telah mengepung tempat serangan, yang berada di sebuah tempat terpencil, dan tidak membolehkan siapapun masuk. Gedung itu hancur sepenuhnya dan sejumlah mayat terkubur dalam puing.
Serangan pesawat terakhir itu tiba meskipun harapan Pakistan adalah bahwa pemerintah Presiden AS Barack Obama akan meninjau kembali kebijakan dan menghentikan apa yang Islamabad katakan sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Serangan ini telah meningkatkan sentimen anti-Amerika di Pakistan. Washington mengatakan yang menjadi sasaran tembakan adalah tempat perlindungan al Qaida dan Taliban.
Pada Januari lalu serangan pesawat AS menewaskan pemimpin operasi al Qaida di Pakistan, Usama al-Kini dan wakilnya, Sheikh Ahmed Salim Swedan, di Waziristan Selatan.
Serangan pesawat AS November menewaskan Rashid Rauf, yang diduga dalang rencana pemboman pesawat transatlantik 2006, dan juga seorang mata-mata al Qaida warga Mesir, kata beberapa pejabat keamanan.
Lebih dari 24 serangan yang sama telah dilakukan sejak Agustus 2008, yang menewaskan lebih dari 200 orang, sebagian besar dari mereka gerilyawan.
Sebagian besar dari serangan AS sebelumnya ditargetkan pada daerah-daerah yang dikuasai Maulvi Nazir, komandan penting Taliban yang dituduh merekrut dan mengirim gerilyawan ke Afghanistan untuk menyerang pasukan AS dan NATO.
Insiden itu terjadi satu hari setelah utusan AS, Richard Holbrooke meninggalkan Pakistan, tempat ia mengunjungi bagian barat laut dan mengadakan pembicaraan dengan komandan militer mengenai perang melawan ekstrimisme.
Tentara Pakistan telah memerangi gerilyawan garis keras di wilayah suku itu dan juga di lembah Swat yang terletak di utara. Para pejabat AS dan Afghanistan telah menuduh Pakistan tidak cukup menindak keras gerilyawan, yang melintasi perbatasan untuk menyerang tentara AS dan NATO.
Pakistan membantah tuduhan itu. Lebih dari 1.500 tentara Pakistan tewas di tangan pengikut Islam garis keras sejak 2002, setelah pemerintah Islamabad bergabung dengan "perang atas teror" yang diumumkan oleh bekas presiden AS George W. Bush.
ANTARA