TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah saksi dari beberapa peristiwa penembakan, hadir dan menyampaikan pandangannya di Kongres Amerika Serikat pada Rabu, 8 Juni 2022. Kehadiran mereka di tengah penggarapan peraturan soal keamanan senjata yang diperdebatkan anggota senat dari Partai Demokrat dan Partai Republik.
Selain orang tua korban dan korban selamat, ada pula sejumlah aktivis yang berpartisipasi dan mengemukakan kritiknya atas wacana undang-undang kontrol senjata itu.
"Kalian semua delusi jika berpikir itu akan membuat kita tetap aman," katanya, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 9 Juni 2022.
Orang tua dari korban lain penembakan di Texas yang tewas, memberi kesaksian di Kongres sampai terisak-isak. Dia mendesak Kongres untuk mengambil sejumlah langkah tegas untuk mengendalikan penjualan senjata.
"Apa yang salah dengan negara ini?" kata Ibu dari seorang korban pembantaian Buffalo, Zeneta Everhart, ibu dari Zaire Goodman. Goodman terluka dalam penembakan di supermarket Buffalo.
DPR Amerika Serikat sejak tahun lalu telah melewati serangkaian reformasi terkait senjata yang kemungkinan akan diblokir oleh Senat dari Partai Republik. Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi mengatakan kepada Reuters bahwa dia memiliki "kepercayaan" pada negosiator Senat dan mencatat urgensi bagi Kongres untuk bertindak.
Dengan Demokrat dan Republik terpecah belah mengenai senjata, pembicaraan Senat telah berfokus pada tujuan sederhana termasuk mendorong negara bagian untuk meloloskan undang-undang "bendera merah" untuk menolak senjata api kepada orang-orang yang dinilai berisiko bagi diri mereka sendiri atau publik dan pendanaan federal untuk meningkatkan keamanan sekolah.
DPR sedang memperdebatkan RUU untuk menaikkan usia minimum menjadi 21 dari 18 tahun untuk pembelian senjata api tertentu dan memperketat larangan senjata yang tidak dapat dilacak. Alih-alih mendorong pemungutan suara cepat pada RUU DPR yang lebih luas, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer telah memilih untuk memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi bipartisan di kantornya.
Demokrat telah memberi isyarat kepada Partai Republik bahwa mereka akan bersedia menerima langkah pertama yang sempit dengan peraturan itu, bahkan ketika Presiden Joe Biden menyerukan tindakan yang lebih keras, seperti melarang senjata serbu.
Selama sidang DPR, Partai Republik di panel itu bersumpah membela hak untuk menyimpan dan memanggul senjata sebagaimana dilindungi oleh Amandemen Kedua Konstitusi Amerika. Banyak dari mereka keberatan dengan proposal seperti membatasi penjualan senapan gaya serbu. Senjata itu merupakan jenis yang digunakan dalam pembantaian Uvalde dan penembakan massal lain seperti di sebuah toko kelontong Buffalo, New York, yang menewaskan 10 korban kulit hitam.
Jajak pendapat publik menunjukkan mayoritas orang Amerika mendukung langkah-langkah untuk memperluas pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata dan langkah lain untuk mengendalikan kekerasan senjata. Tapi dengar pendapat pada Rabu kemarin menggarisbawahi emosi yang mendalam dari perdebatan.
REUTERS
Baca juga: AS Komentari Senjata Laser Zadira Rusia di Ukraina, Apa Katanya?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.