TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang melakukan rapat di Seoul, Korea Selatan, pada Jumat, 3 Juni 2022. Utusan tiga negara itu, diagendakan membahas tentang Korea Utara yang diindikasikan sedang bersiap melakukan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Utusan Khusus Amerika Serikat Sung Kim bertemu dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang, Kim Gunn dan Funakoshi Takehiro. Sebelumnya Amerika Serikat menduga kalau Korea Utara sedang mempersiapkan Punggye-ri untuk menjadi tempat uji coba nuklirnya yang ketujuh.
"Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan dalam koordinasi yang erat dengan sekutu Jepang dan Korea kami," kata Kim di awal pertemuan, seperti dikutip Reuters.
Foto satelit situs uji coba nuklir Punggye-Ri di Korea Utara pada 14 Mei 2018.[Planet Labs Inc/Handout via REUTERS]
Korea Utara pada tahun ini telah melakukan sejumlah uji coba rudal balistik, termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua terbesarnya. Langkah Pyongyang itu dianggap melanggar sanksi PBB.
"Kami ingin menjelaskan kepada DPRK bahwa kegiatannya yang melanggar hukum dan tidak stabil memiliki konsekuensi dan bahwa masyarakat internasional tidak akan menerima tindakan ini sebagai hal biasa," kata utusan AS, merujuk pada Korea Utara.
Utusan nuklir Korea Selatan yang baru diangkat, Kim Gunn, mengatakan pengejaran senjata nuklir Korea Utara tanpa henti hanya akan memperkuat pencegahan pihaknya.
"Jalan yang sedang ditempuh Pyongyang saat ini hanya memiliki satu tujuan yang tak terelakkan, yakni mengurangi keamanan bagi Korea Utara sendiri," kata diplomat Korea Selatan itu.
Amerika pada pekan lalu menyerukan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal balistiknya, tetapi Cina dan Rusia memveto saran tersebut.
Perbedaan suara itu secara terbuka memecah Dewan Keamanan PBB pada Korea Utara untuk pertama kalinya sejak mulai menghukumnya pada tahun 2006. Ketika itu Korea Utara melakukan uji coba nuklir pertamanya.
Funakoshi Jepang menekankan perlunya koordinasi. Dia bersumpah untuk meningkatkan pencegahan regional, termasuk kerja sama keamanan trilateral.
Para pejabat itu mengatakan pintu untuk dialog terbuka dan menyatakan keprihatinan atas situasi Covid-19 di Korea Utara. Akan tetapi, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman mengatakan, Negeri Paman Sam tidak akan menghubungkan bantuan kemanusiaan untuk Korea Utara saat memerangi Covid-19 dengan denuklirisasi.
REUTERS
Baca juga: AS Komentari Senjata Laser Zadira Rusia di Ukraina, Apa Katanya?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.