TEMPO.CO, Jakarta - Kantor berita Newsis Korea Selatan pada hari Rabu, 18 Mei 2022, mewartakan bahwa wabah Covid-19 pertama di Korea Utara menyebar setelah parade militer besar-besaran di Pyongyang pada April lalu. Pemberitaan itu berdasarkan ucapan anggota parlemen yang diberi pengarahan oleh agen mata-mata Korea Selatan.
Mengutip anggota parlemen yang sama, kantor berita Yonhap mewartakan, penyebaran wabah Covid-19 itu telah mendorong Korea Utara memikirkan kembali para penentangannya sehingga Korea Utara bisa menerima dan mendistribusikan vaksin.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker saat memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. KCNA
Sebelumnya pada Kamis 12 Mei 2022, Pyongyang mengkonfirmasi varian Omicron telah terdeteksi di Korea Utara. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara otomatis memerintahkan penguncian (lockdown) secara nasional.
Korea Utara menggelar parade militer di Pyongyang pada Senin, 25 April 2022. Acara itu, untuk memperingati 90 tahun berdirinya Angkatan Bersenjata Korea Utara.
Sejak Kamis pekan lalu, kasus Covid-19 terdeteksi di Korea Utara terus bertambah. Berdasarkan data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara, kantor berita Pemerintah Korea Utara atau KCNA mewartakan setidaknya ada tambahan 262.270 orang melaporkan gejala demam, dan satu orang tambahan meninggal pada Rabu malam.
Data itu tidak menentukan berapa banyak orang yang dites positif terkena virus (Covid-19). Korea Utara sejauh ini melaporkan ada 1.978.230 orang dengan gejala demam dan 63 kematian.
Berbagai upaya telah dilakukan Korea Utara sejak penguncian. Misalnya, memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan Covid-19 dan mengerahkan lebih dari 10 ribu petugas kesehatan untuk membantu melacak calon pasien.
Direktur Kedaruratan WHO Mike Ryan pada Selasa, 17 Mei 2022 mengatakan bahwa tingkat penularan Covid-19 yang tinggi di kalangan orang-orang yang tidak divaksin, seperti di Korea Utara, berpotensi besar memunculkan varian baru. Korea Utara memicu kekhawatiran krisis besar-besaran sebab kurangnya vaksin dan infrastruktur medis.
Korea Selatan sudah menawarkan perundingan pada Senin, 16 Mei 2022, untuk mengirim pasokan medis, termasuk vaksin, masker dan alat tes, serta kerja sama teknis. Namun, Korea Utara belum merespons pesan Korea Selatan ini.
Korea Utara dinilai memiliki sistem kesehatan yang rapuh bahkan salah satu yang terburuk di dunia. Di negara tetangga Korea Selatan itu, tidak ada vaksin Covid-19, pengobatan anti-virus, atau kapasitas pengujian massal.
REUTERS
Baca juga: Rayakan Ulang Tahun, IU Sebarkan Kehangatan Lewat Donasi Rp 2,4 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.