TEMPO.CO, Jakarta -Dua anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Demokrat mengedarkan surat yang menuntut penyelidikan FBI atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Hal ini menurut tiga sumber yang mengetahui surat itu dan salinan draf surat yang diperoleh The Intercept pada Senin waktu setempat.
André Carson dan Lou Correa dilaporkan sedang dalam proses mengumpulkan tanda tangan untuk surat tersebut, menurut tiga sumber, yang meminta anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk membahas surat tersebut. Setelah publikasi cerita ini, Copeland Tucker, juru bicara Carson, mengkonfirmasi surat itu. Adapun juru bicara Correa tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Ditujukan kepada Direktur FBI Christopher Wray dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, draf surat itu meminta penyelidikan FBI serta penentuan oleh Departemen Luar Negeri tentang apakah pembunuhan jurnalis Amerika keturunan Palestina di wilayah yang diduduki Israel melanggar undang-undang AS.
"Kami menyambut baik tindakan dan pernyataan yang diambil sejauh ini oleh Departemen Luar Negeri AS yang mendukung penyelidikan menyeluruh oleh pemerintah Israel," salinan draf surat menyatakan, merujuk pada pernyataan keprihatinan AS dan menyerukan penyelidikan.
“Namun, mengingat situasi lemah di wilayah tersebut dan laporan yang saling bertentangan seputar kematian Abu Akleh, kami meminta Departemen Luar Negeri dan Biro Investigasi Federal (FBI) meluncurkan penyelidikan atas kematian Abu Akleh. Kami juga meminta Departemen Luar Negeri AS menentukan apakah undang-undang AS yang melindungi Abu Akleh, seorang warga negara Amerika, dilanggar.”
Baca Juga:
Abu Akleh, seorang jurnalis Al Jazeera terkemuka, sedang melaporkan serangan militer Israel di sebuah rumah di kota Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat, ketika dia ditembak dan dibunuh pada Rabu. Saksi mata mengatakan dia dibunuh oleh militer Israel, yang awalnya menyalahkan pembunuhan itu pada gerilyawan Palestina.
Perdana Menteri Israel sempat mengedarkan rekaman seorang pria bersenjata Palestina - yang kemudian terbukti tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Abu Akleh, sebelum akhirnya mengakui bahwa seorang tentara Israel mungkin bertanggung jawab.
Pada Jumat, selama prosesi pemakaman Abu Akleh, polisi Israel memukuli pelayat, termasuk pengusung jenazah, menyebabkan mereka menjatuhkan peti mati untuk sesaat dan memicu kemarahan internasional. Polisi Israel membenarkan serangan itu dengan dalih bahwa pelayat meneriakkan slogan-slogan nasionalis dan mengibarkan bendera Palestina.
Israel, yang telah menduduki wilayah Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza selama lebih dari setengah abad, memiliki sejarah menyerang wartawan. Setahun yang lalu, selama serangan di Jalur Gaza yang diblokade, serangan udara Israel menghancurkan sebuah menara yang menampung kantor-kantor pers internasional, termasuk Al Jazeera dan Associated Press.
Baca juga: Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Shireen Abu Akleh, Peti Mati Nyaris Jatuh
SUMBER: THE INTERCEPT