TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Negara sekaligus utusan khusus Kementerian Luar Negeri Jerman bidang Aksi Iklim Internasional, Jennifer Morgan, yakin jika negaranya dan Indonesia dapat menangani tantangan global berupa transisi menuju energi yang berkelanjutan. Dengan berjalannya kepemimpinan atas G7 dan G20 secara paralel pada tahun ini, kedua negara mewujudkan usaha ini dalam peningkatan kerja sama bilateral.
"Saya merasakan momentum di sini bagi kita untuk melangkah bersama dan bertindak untuk mengambil alih kepemimpinan politik kita, G7 dan G20 kita. Ini adalah momen bagi kita semua untuk melampaui zona nyaman kita," kata Morgan saat jumpa pers di Rumah Dinas Kedutaan Besar Jerman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Mei 2022.
Lawatan Morgan ke Indonesia berlangsung selama tiga hari, mulai Senin 9 Mei 2022 kemarin. Dalam beberapa hari, dia bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, serta Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
Jerman siap memperdalam kolaborasinya dengan Indonesia demi mempercepat aksi, baik dengan memperluas kerja sama di bidang iklim, energi dan lingkungan hidup, maupun, dengan membagikan pengalaman Jerman sendiri dengan transisi energi dan penghentian operasi (phase-out) PLTU batu bara.
Morgan berpendapat, pelajaran utama soal energi terbarukan bagi Jerman adalah dengan memikirkan secara mendalam dan mengerjakan detail implementasinya. Penerapan menjadi bagian yang paling sangat krusial, sebab harus juga bisa mengatasi hambatan birokrasi.
"Ini adalah transformasi yang luar biasa, dan kita perlu memastikan bahwa kita melakukan ini dengan cara yang adil dan terjangkau," kata Morgan.
Sebelumnya, dalam sebuah acara diskusi online bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Senin, Morgan menyarankan agar G20 tetap maju dengan misi iklimnya kendati dihadapkan pada tantangan ketidakpastian global. Diantara tantangan itu adalah dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Seperti diketahui, salah satu isu di G20 adalah komitmen setiap negara pada Kesepakatan Paris (Paris Agreement). Kesepakatan ini menyasar upaya negara di dunia mengatasi segala permasalahan iklim.
"Secara multilateral kita harus tetap mengawasi gol 1.5 derajat dan bekerja dengan mitra lain mendorong agar tercipta kemajuan. Tidak memungkinkan aktor tunggal (Vladimir Putin) menghentikan kita," kata Morgan.