Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, melalui juru bicara Liz Throssell, pada hari Selasa menyatakan kekhawatiran mendalam atas kekerasan penjara berulang di Ekuador.
Dia menyarankan ada reformasi komprehensif sistem peradilan pidana, termasuk sistem pemasyarakatan untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan di negara ini.
"Kami menekankan bahwa tanggung jawab Negara atas keamanan semua orang yang berada dalam tahanannya menciptakan praduga tanggung jawab Negara atas kematian ini dan menyerukan penyelidikan penuh atas insiden-insiden ini," katanya di Jenewa.
Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika juga mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak pemerintah untuk meluncurkan penyelidikan dengan cepat, serius dan tidak memihak.
Ekuador terletak di antara produsen kokain terbesar di dunia Kolombia dan Peru. Warganya kerap menyaksikan gelombang kekerasan yang dipersalahkan pada pertempuran antara kelompok narkoba yang bersaing.
Negara berpenduduk 17,7 juta orang ini populer di kalangan pedagang manusia karena perbatasannya yang keropos, ekonomi yang terdolarisasi, dan pelabuhan-pelabuhan utama untuk ekspor.
Penjara Ekuador penuh sesak dan kekurangan penjaga, dan korupsi yang merajalela berarti narapidana dapat memperoleh semua jenis barang selundupan, termasuk senjata api dan bahan peledak.
Baca juga: Tawuran Kembali Terjadi di Penjara Ekuador, 43 Tewas
Sumber: France24