TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 400 orang, sebagian besar mahasiswa, melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan Presiden, Selasa, 10 Mei 2022.
Anak mendiang Marcos, yang memerintah Filipina dengan tangan besi dan tersangkut kasus korupsi itu, menang telak dalam pemilihan yang digelar Senin kemarin. Ia menyingkirkan pesaing terkuat, Leni Robredo, yang merupakan wakil presiden inkumben.
Indeks saham Filipina turun 3% pada hari Selasa sebelum memangkas kerugian. Penurunan mengikuti ekuitas global yang lebih lemah, meskipun analis mengutip ketidakpastian atas kebijakan apa yang mungkin diikuti Marcos.
"Investor ingin melihat tim ekonominya," kata Jonathan Ravelas, kepala strategi pasar di BDO Unibank di Manila. Mata uang peso, sementara itu, naik 0,4% terhadap dolar.
Banyak di antara jutaan pemilih Robredo marah dengan upaya keluarga penguasa yang dilengserkan gerakan reformasi people power pada 1986 menggunakan penguasaan media sosial untuk membersihkan citra mereka.
Ribuan penentang Marcos senior yang menjadi korban penganiayaan selama era darurat militer tahun 1972-1981 yang brutal, mencoba mencegah Marcos Jr ikut pilpres, namun gagal.
Keluarga Marcos ini menjadi identik dengan penjarahan, kronisme, dan kehidupan mewah, dengan hilangnya miliaran dolar kekayaan negara.
Keluarga Marcos telah membantah melakukan kesalahan dan banyak pendukungnya, blogger dan influencer media sosial mengatakan akun sejarah terdistorsi.
Komisi Pemilihan Umum (Comelec), yang mengatakan pemilihan presiden relatif damai, pada Selasa juga menguatkan penolakannya terhadap pengaduan yang diajukan oleh berbagai kelompok, termasuk korban darurat militer, yang berusaha untuk mencegah Marcos dari pemilihan presiden berdasarkan kasus penghindaran pajak 1995.
Saat penghitungan suara menunjukkan kemenangan Marcos, Robredo mengatakan kepada para pendukungnya untuk melanjutkan perjuangan mereka demi kebenaran hingga pemilihan berikutnya.
"Butuh waktu untuk membangun struktur kebohongan. Kita punya waktu dan kesempatan untuk melawan dan membongkar ini," katanya.
Ferdinand Marcos Jr memberikan sedikit petunjuk tentang agenda kebijakannya, tetapi secara luas diperkirakan akan mengikuti Presiden Duterte yakni pekerjaan infrastruktur besar, hubungan dekat dengan Cina dan pertumbuhan yang kuat. Gaya kepemimpinan Duterte yang keras membuatnya mendapat dukungan besar.
Reuters