TEMPO.CO, Jakarta -Perwakilan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya membantah tuduhan dugaan pelecehan seksual yang dialamatkan ke pasukannya selama operasi militer di Ukraina. Nebenzya balik menuding Ukraina yang hendak mencitrakan kekejian Rusia.
"Ukraina dan sekutunya memiliki niat yang jelas untuk menampilkan tentara Rusia sebagai sadis dan pemerkosa," kata Nebenzya seperti dikutip dari Reuters, Selasa 12 April 2022.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pemerintah Ukraina sedang diarahkan oleh Amerika Serikat untuk menabur bukti palsu kekerasan Rusia terhadap warga sipil. Kementerian tersebut menyebut AS punya rekam jejak sebagai provokator dan korban jiwanya adalah manusia.
Sebelumnya, PBB menerima laporan pemerkosaan dan kekerasan oleh pasukan Rusia dan Ukraina. Pemimpin kelompok HAM La Strada-Ukraina, Kateryna Cherepakha, mengatakan, pihaknya telah menerima telepon yang menuduh tentara Rusia atas sembilan kasus pemerkosaan, yang melibatkan 12 wanita dan anak perempuan.
Kepada Dewan Keamanan PBB melalui video, Cherepakha menyebut laporan itu bisa saja hanya fenomena gunung es. Dia menuntut PBB mendengar dan menindak apa yang disampaikannya.
"Kekerasan dan pemerkosaan sekarang digunakan sebagai senjata perang oleh penjajah Rusia di Ukraina" katanya.
Ukraina diserang Rusia sejak 24 Februari 2022. Barat mengecam keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan memberlakukan sanksi dan mengisolasi Negeri Beruang Merah dari forum internasional.
Wacana Ukraina ingin bergabung dengan aliansi Barat membuat khawatir Rusia. Moskow menyebut operasi militer di negara tetangganya itu sebagai mekanisme pertahanan saja.
Baca juga: PBB: Pemerkosaan dan Kekerasan Seksual di Ukraina Meningkat Selama Perang
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.