TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan meluncurkan penyelidikan pada sekitar 100 perusahaan Cina yang diduga melakukan perburuan ilegal terhadap insinyur semikonduktor dan pakar teknologi lainnya, kata seorang pejabat senior di Biro Investigasi Taiwan kepada Reuters, Jumat, 8 April 2022
Sudah lebih dari tujuh perusahaan Cina dituntut sejak awal tahun lalu dan 27 perusahaan digerebek atau pemiliknya dipanggil untuk diinterogasi oleh biro, kata pejabat itu.
Taiwan, asal raksasa industri TSMC dan penyumbang 92% dari kapasitas manufaktur semikonduktor paling canggih di dunia, memiliki apa yang dibutuhkan Cina yakni keahlian chip.
Kekurangan chip global dan tekat Beijing mencapai kemandirian dalam chip canggih - yang lebih didorong oleh Presiden China Xi Jinping setelah perang dagang dengan mantan pemerintahan Trump - hanya meningkatkan perebutan bakat teknik.
Taiwan menanggapi dengan pembentukan gugus tugas pada Desember 2020 di dalam Biro Investigasi kementerian kehakiman - organisasi penangkap mata-mata utamanya - untuk mengatasi perburuan liar.
Kasus-kasus di mana telah diambil tindakan dengan penggerebekan atau interogasi mewakili "puncak gunung es", kata pejabat yang meminta tidak disebutkan namanya.
Biro Investigasi mengatakan komentar pejabat itu mewakili pandangannya.
Tekanan militer yang meningkat dari Cina, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, hanya memperkuat tekad Taipei untuk melindungi supremasi chipnya - aset yang juga penting secara strategis bagi Amerika Serikat karena sebagian besar manufaktur chip dialihdayakan ke pulau itu.
Bulan lalu biro tersebut melakukan operasi terbesarnya hingga saat ini - penggerebekan terhadap delapan perusahaan untuk melawan apa yang dikatakan sebagai "kegiatan ilegal perburuan bakat dan pencurian rahasia Partai Komunis Cina".
Sejauh ini belum ada tanggapan Kantor Urusan Taiwan Cina atasi pernyataan Taiwan ini
Reuters