TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat mencatatkan sejarah baru pada Kamis waktu setempat, dengan memilih perempuan kulit hitam pertama sebagai Hakim Agung, Hakim Ketanji Brown Jacskon.
Seperti dilansir NPR, pemungutan suara di Senat Amerika Serikat memberikan 53 suara dukungan bagi Jacskon untuk menempati kursi hakim agung Amerika Serikat. Sebanyak 48 suara dari Partai Demokrat, dua suara independen, dan tiga suara Partai Republik.
Ketiga suara dari Republiken berasal dari Susan Collins, Lisa Murkowski dan Mitt Romney. Konfirmasi dukungan untuk Jackson langsung dibacakan oleh Wakil Presiden AS Kamala Haris.
Terpilihnya Jackson menggantikan Hakim Agung Stephen Breyer sekaligus mengakhiri rezim mayoritas hakim laki-laki kulit putih di Mahkamah Agung Amerika Serikat yang sudah berjalan selama 233 tahun.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut keterpilihan Jackson ini sebagai momen bersejarah bagi bangsa. Bagi Biden, terpilihnya Jackson sebagai hakim agung ini adalah peristiwa besar.
Biden pernah memimpin Komite Kehakiman Senat pada 1980-1990-an tanpa bisa mendapatkan kemenangan seperti ini. Biden juga baru-baru ini gagal meloloskan undang-undang hak suara.
Jackson, saat ini menjadi hakim di Pengadilan Banding AS untuk Distrik Columbia. Perempuan berusia 51 tahun itu juga pernah menjadi jaksa federal dan menjabat sebagai wakil ketua dan komisaris di Komisi Hukuman AS.
"Ketanji Brown Jackson akan menjadi wanita Afrika-Amerika pertama yang memegang pemimpin mahkamah tertinggi," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, Demokrat New York, dalam pidato di lantai sebelum pemungutan suara.
“Pikirkan tentang dampak yang akan terjadi pada demokrasi kita. Tak terhitung jutaan anak-anak akan membuka buku teks dan melihat foto-foto Justice Jackson di antara jajaran tertinggi figur publik kita. Berapa juta anak-anak di generasi sebelumnya yang bisa mendapat manfaat dari panutan seperti itu?”
Proses pemilihan Jackson di Senat memakan waktu 42 hari, menjadi salah satu proses konfirmasi pemilihan hakim agung Amerika Serikat tersingkat dalam sejarah. Waktu yang diperlukan ini hanya kalah singkat dari pemilihan Amy Coney Barret di masa Presiden Donald Trump.
BACA JUGA: Joe Biden Ingin Hakim Agung Amerika Diisi Perempuan Kulit Hitam
SUMBER: NPR
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.