TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara akan terus mengembangkan "kemampuan menyerang hebatnya" dan tidak dapat ditukar atau dijual dengan apa pun, kata Kim Jong Un saat mengunjungi pekerja yang terlibat uji coba rudal terbesar di negara itu.
Kim bertemu dengan pejabat, ilmuwan, teknisi dan pekerja yang berkontribusi pada peluncuran rudal pada hari Kamis, 24 Maret 2022, yang menurut Korea Utara adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya, demikian dilaporkan kantor berita negara KCNA, Senin, 28 Maret 2022.
Baca Juga:
"Hanya ketika seseorang dilengkapi dengan kemampuan menyerang yang tangguh, kekuatan militer yang luar biasa yang tidak dapat dihentikan oleh siapa pun, seseorang dapat mencegah perang, menjamin keamanan negara, menahan dan mengendalikan semua ancaman dan pemerasan oleh imperialis," kata Kim.
Kim mengatakan ICBM baru itu untuk membantu mencegah setiap gerakan militer oleh Amerika Serikat, yang secara teknis tetap berperang dengan Korea Utara setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
Washington telah berusaha untuk menekan Pyongyang agar menyerahkan atau mengurangi senjata nuklir dan ICBM-nya, yang mungkin dapat menyerang Amerika Serikat.
Namun Kim mengatakan pasukan bela dirinya "tidak dapat ditukar atau dibeli dengan apa pun" dan akan dipertahankan tanpa kebimbangan sedikit pun meskipun ada cobaan dan kesulitan yang keras.
Korea Utara akan terus membangun "kekuatan strategis yang lebih sempurna dan lebih kuat," kata Kim, mengacu pada kekuatan nuklir negara itu.
Amerika Serikat akan mendorong sanksi PBB terhadap Korea Utara diperkuat atas "provokasi yang semakin berbahaya," tetapi Cina dan Rusia mengisyaratkan menolak dan sebaliknya berpendapat agar sanksi tersebut dilonggarkan.
Korea Utara mengatakan rudal yang diluncurkan adalah Hwasong-17. Jepang dan Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa data penerbangan menunjukkan rudal itu terbang lebih tinggi dan lebih lama daripada tes Korea Utara sebelumnya.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan pada hari Minggu bahwa pejabat intelijen di Seoul dan Washington menyatakan yang diuji-coba Korea Utara adalah ICBM Hwasong-15 yang lebih tua dan sedikit lebih kecil.
Reuters