TEMPO.CO, Jakarta -Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada Ahad 20 Maret 2022 bahwa Rusia telah mengebom sebuah sekolah yang melindungi 400 orang di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
"Kemarin, penjajah Rusia menjatuhkan bom di sebuah sekolah seni No 12," kata Dewan Kota Mariupol dalam aplikasi pesan Telegram seperti dilansir FRANCE24.
Dewan menambahkan bahwa sekitar 400 orang terdiri atas perempuan, anak-anak dan orang tua telah berlindung di sana dari pemboman.
"Warga sipil masih berada di bawah reruntuhan," ujar dewan, seraya menambahkan bahwa bangunan itu telah hancur.
Pemerintah kota juga mengklaim bahwa beberapa penduduk Mariupol dibawa secara paksa ke Rusia dan paspor Ukraina mereka dilucuti.
"Para penjajah mengirim penduduk Mariupol ke kamp penyaringan, memeriksa telepon mereka dan menyita dokumen Ukraina (mereka)," tutur Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi regional Donetsk.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 1.000 penduduk Mariupol telah dideportasi."Saya mengimbau masyarakat internasional: berikan tekanan pada Rusia dan pemimpinnya yang gila," katanya di Facebook.
Ratusan ribu warga sipil diperkirakan terperangkap di dalam kota Mariupol, di mana komunikasi, air, listrik dan gas telah terputus. Rusia mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menembus pertahanan kota dan pasukannya berada di dalam.
Rabu lalu, sebuah teater tempat lebih dari 1.000 warga Ukraina berlindung di Kota Mariupol dihantam bom Rusia, dengan ratusan orang masih hilang di antara reruntuhan.
Baca juga: Stepan, Kucing Seleb Instagram dan TikTok, Berhasil Mengungsi dari Ukraina
SUMBER: REUTERS | FRANCE24
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.