TEMPO.CO, Jakarta - Armada pasukan tempur dengan kendaraan lapis baja Rusia dalam jumlah besar merangsek mendekati ibu kota Kyiv, Selasa, 1 Maret 2022. Sejumlah daerah sipil pun jadi sasaran, sehingga menimbulkan spekulasi Vladimir Putin mulai frustrasi karena Ukraina tak kunjung takluk pada hari keenam invasi.
Hampir seminggu sejak melancarkan perang terhadap tetangganya, Rusia gagal merebut satu kota besar Ukraina setelah mengalami perlawanan sengit yang tak terduga.
Negara-negara Barat takut bahwa komandan Rusia sekarang dapat melancarkan taktik yang mereka gunakan di Suriah dan Chechnya dalam beberapa dekade terakhir, ketika mereka menghancurkan wilayah sipil, menewaskan ribuan orang, dengan mengirim tank mereka dalam jumlah besar.
Rusia sedang dalam tekanan besar. Sanksi internasional dan isolasi keuangan global memiliki dampak yang tiba-tiba dan menghancurkan ekonomi Rusia, dengan rubel jatuh bebas dan antrian di luar bank saat orang Rusia bergegas menyelamatkan tabungan mereka. Perusahaan minyak Shell menjadi perusahaan Barat terbaru yang mengumumkan menarik diri dari Rusia.
Perusahaan satelit AS Maxar merilis gambar yang menunjukkan tank dan truk bahan bakar meliuk-liuk di sepanjang jalan raya dari utara sejauh 60 km menuju Kyiv.
"Bagi musuh, Kyiv adalah target utama," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy, yang tetap berada di ibu kota untuk mengumpulkan warga Ukraina dengan pembaruan video reguler, dalam pesan terbarunya semalam. "Kami tidak membiarkan mereka merusak pertahanan ibu kota, dan mereka mengirim penyabot kepada kami... Kami akan menetralisir mereka semua."
Pihak berwenang Ukraina juga melaporkan 70 tentara tewas dalam serangan roket di sebuah kota antara Kyiv dan Kharkiv.
“Rusia di Kyiv hanya membuat sedikit kemajuan selama 24 jam terakhir mungkin sebagai akibat dari kesulitan logistik yang terus berlanjut,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan laporan intelijen militer pada hari Selasa.
Laporan itu juga memperingatkan pergeseran taktik Rusia menempatkan warga sipil dalam bahaya yang lebih besar: "Penggunaan artileri berat di daerah perkotaan padat penduduk sangat meningkatkan risiko korban sipil."
Berikutnya: Rusia kehilangan 5.710 personel, 29 pesawat, dan 198 tank