TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia menembakkan rudal ke beberapa kota di Ukraina dan mendaratkan pasukan di pantai selatan pada Kamis, 24 Februari 2022, kata para pejabat dan media Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mengizinkan apa yang disebutnya operasi militer khusus di timur.
Tak lama setelah Putin berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi di TV pemerintah Rusia, ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv, sebelum fajar.
Tembakan terdengar di dekat bandara utama ibu kota, kata kantor berita Interfax, dan sirene terdengar di seluruh kota.
"Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
"Ini adalah agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang."
Presiden AS Joe Biden, bereaksi terhadap invasi yang telah diprediksi Amerika Serikat selama berminggu-minggu, Ia mengatakan doanya bersama rakyat Ukraina "karena mereka mendapat serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia".
Rusia telah menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke arah timur dan Putin mengulangi posisinya bahwa keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer Atlantik pimpinan AS tidak dapat diterima.
Dia mengatakan dia telah mengizinkan tindakan militer setelah Rusia tidak punya pilihan selain membela diri terhadap apa yang dia katakan sebagai ancaman yang berasal dari Ukraina modern, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang.
"Rusia tidak bisa merasa aman, berkembang, dan hidup dengan ancaman terus-menerus yang berasal dari wilayah Ukraina modern," kata Putin. "Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina."
Berikutnya: Serangan rudal Rusia