TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin, 21 Februari 2022, mengumumkan Inggris akan mengakhiri semua aturan pembatasan, yang dulunya diberlakukan untuk menghentikan penyebaran wabah virus corona. Diantara aturan, yang dihapuskan itu adalah kewajiban karantina mandiri dan tes virus corona.
Rencana Johnson tersebut dipandang skeptis oleh sejumlah ilmuwan dan politikus oposisi Inggris. Rencana Johnson untuk hidup bersama Covid-19, telah memantik alarm karena dianggap masih prematur dan hanya akan membawa Inggris pada kerapuhan terhadap varian baru Covid-19.
Orang-orang, beberapa mengenakan masker, berjalan di atas Jembatan Westminster, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, 4 Juli 2021.[REUTERS/Henry Nicholls]
Menanggapi hal ini, Johnson meyakinkan pihaknya telah melakukan pengujian paling banyak dibanding negara lain dan saat ini adalah waktunya Inggris mengekang pengeluaran.
Rencana untuk mengurangi aturan Covid-19 secara hukum telah menjadi prioritas bagi banyak anggota parlemen dari Partai Konservatif, yakni partai yang menggolkan Johnson ke kursi Perdana Menteri. Sejumlah kritikus menilai rencana pelonggaran aturan Covid-19 itu untuk mengalihkan perhatian dari sejumlah skandal (Johnson melanggar aturan Covid-19).
Kematian akibat Covid-19 di Inggris nomor tujuh tertinggi di dunia. Ketika Hong Kong membangun unit-unit isolasi bagi pasien Covid-19 dan negara-negara Eropa mempertahankan aturan social distancing dan mewajibkan suntik vaksin virus corona, Perdana Menteri Johnson malah maju dengan rencana mencabut aturan Covid-19 yang dirasa melanggar kebebasan pribadi. Bagi Johnson, sekarang adalah waktunya bagi masyarakat untuk ikut bertanggung jawab.
Johnson akan lebih bersandar pada vaksin booster (dosis ketiga), dimana Pemerintah Inggris menawarkan suntik vaksin booster pada kelompok orang-orang rentan. Johnson juga lebih mengembangkan pada penggunaan obat-obatan, seperti perawatan antiviral.
“Pembatasan hanya akan menjadi beban bagi ekonomi kita, masyarakat kita, kesehatan mental kita dan perubahan kehidupan anak-anak kita. Kita tidak perlu lagi berkorban untuk itu semua,” kata Johnson.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pesan Mengalir untuk Doakan Kesembuhan Ratu Elizabeth II
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.