Bagi banyak generasi tua Korea Selatan, tato diasosiasikan dengan geng dan bertentangan dengan kepercayaan Konfusianisme bahwa mengubah tubuh manusia berarti tidak menghormati orang tua.
Kelompok medis utama negara itu, yang berpendapat tato dengan jarum adalah prosedur "invasif" dan dapat merusak tubuh, juga menentang legalisasi.
"Kecuali untuk menutupi bekas luka, dari sudut pandang medis, saya pikir tato melalui jarum adalah menyakiti diri sendiri, bukan ekspresi kebebasan," kata Hwang Ji-hwan, seorang dokter kulit dan penasihat di Asosiasi Medis Korea, kepada Reuters.
"Kami berusaha melindungi kesehatan masyarakat," katanya.
Doy mengatakan banyak rekannya telah pergi bekerja di luar negeri, beberapa mengajukan visa artis ke Amerika Serikat.
"Negara kita bisa saja mengelola industri dengan lebih baik dan menumbuhkannya untuk menambah nilai ekonomi. Tapi rasanya kita mungkin telah kehilangan waktu itu sehingga sangat menyedihkan," katanya.