TEMPO.CO, Jakarta - Dua perunggu Benin dikembalikan ke sebuah istana tradisional di Nigeria, lebih dari satu abad setelah artefak itu dijarah pasukan Inggris. Pengembalian ini sekaligus meningkatkan harapan ribuan benda bersejarah lainnya dapat dikembalikan ke rumah leluhur mereka.
Ribuan artefak Benin dicuri oleh penjelajah dan penjajah Eropa selama berabad-abad. Benda arkeologis tersebut termasuk warisan paling signifikan di Afrika. Mereka diciptakan pada awal abad ke-16 dan seterusnya, menurut British Museum.
Kerajaan Benin yang dulu sangat perkasa, sekarang berada di barat daya Nigeria.
Pada upacara penuh warna untuk menandai kembalinya patung ayam jantan dan kepala Oba atau raja pada Sabtu, 19 Februari 2022 itu, juru bicara istana Oba Charles Edosonmwan di Benin City mencatat bahwa beberapa perunggu disimpan dari Selandia Baru, Amerika Serikat, sampai Jepang.
Kedua artefak itu diserahkan kepada Komisi Tinggi Nigeria pada Oktober oleh Universitas Aberdeen dan Jesus College Universitas Cambridge, tetapi belum kembali ke rumah leluhur mereka.
"Mereka bukan hanya seni tetapi mereka adalah hal-hal yang menggarisbawahi pentingnya spiritualitas kita," kata Edosonmwan dalam sebuah wawancara di sela-sela upacara yang dihadiri oleh para pemimpin adat.
Patung ayam jago era Kerajaan Benin yang akan dikembalikan Universitas Cambridge ke Nigeria. Sumber: Reuters
Kembalinya artefak ini adalah tonggak sejarah lain dalam perjuangan bertahun-tahun negara-negara Afrika untuk mengembalikan karya-karya yang dijarah, karena banyak lembaga Eropa bergulat dengan warisan budaya kolonialisme.
Sekitar 90 persen warisan budaya Afrika diyakini berada di Eropa, menurut perkiraan sejarawan seni Prancis. Musée du quai Branly–Jacques Chirac di Paris saja menyimpan sekitar 70.000 benda bersejarah Afrika dan Museum Inggris di London mempunyai puluhan ribu lainnya.
Reuters