Traudl baru mengetahui bahwa Adolf Hitler membantai kaum Yahudi setelah Perang Dunia II berakhir dan dirinya ditahan oleh Sekutu. Selama di tahanan, Traudl perlahan-lahan mengetahui bahwa Hitler merupakan sosok diktator yang berada di balik Tragedi Holocaust.
Kondisi tersebut membuat Traudl merasa bersalah karena telah bekerja dengan Hitler selama tiga tahun.
Perasaan bersalah tersebut dituangkan Traudl dalam memoir yang ditulis setelah Perang Dunia II berakhir. Dilansir dari simonandschuster.com, Traudl menulis berbagai momen yang ia lalui selama bekerja bersama bosnya yang agak eksentrik.
Ia menulis dan mempersiapkan berbagai dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan Hitler selama Perang Dunia II. Bahkan, Traudl juga membantu Hitler untuk menyiapkan dan menuliskan berbagai naskah-naskah pidatonya.
Peran Traudl dalam membantu urusan Hitler tidak hanya mengenai profesionalitas semata.
Dilansir dari spartacus-educational.com, Traudl mencatat bahwa ia sempat tenggelam dalam kehidupan personal Hitler termasuk kenal dengan kekasih bosnya, Eva Braun.
Suasana dari sebuah bunker bawah tanah milik Hitler di Berlin, Jerman yang telah dibakar setelah aksi bunuh diri Adolf Hitler bersama pasangannya saat perang melawan Rusia tahun 1945. dailymail.co.uk
Dia juga pernah menemani Hitler minum teh dan makan malam ketika sebuah bom yang ditujukan untuk membunuh Hitler meledak.
Di saat terakhir kehidupan Adolf Hitler, Traudl menemani hari-harinya di sebuah bunker yang disulap sebagai kantor.
Ketika kegentingan Ibu Kota Berlin dihajar bom Sekutu dan Tentara Merah Soviet, Traudl membantunya untuk mencatat pesan-pesan dan wasiat terakhir Adolf Hitler. Traudl meninggal berpuluh tahun kemudian, tepatnya 10 Februari 2002.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga : Jeroan Fuhrerbunker: Tempat Berlindung Hitler Mulai 16 Januari 1945 di PD II
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
![Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]](https://statik.tempo.co/data/2021/12/08/id_1072285/1072285_400.jpg)
