TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau meminta agar aksi protes, yang dilakukan para sopir truk anti-vaksin yang berlangsung di Ottawa, segara diakhiri. Trudeau menegaskan Kanada akan terus mengandalkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Protes harus dihentikan. Pandemi telah membuat muak semua orang di Kanada. Tetapi warga Kanada tahu cara untuk melewatinya, yakni hanya dengan terus memperhatikan sains dan terus bersandar satu sama lain," kata Trudeau di House of Commons, Kamis 10 Februari 2022.
Wisatawan mengenakan masker saat tiba dengan penerbangan langsung dari China, setelah Badan Kesehatan Masyarakat Kanada menambahkan pertanyaan pemutaran untuk pengunjung dan mulai menampilkan pesan di beberapa bandara yang mendesak para pelancong untuk melaporkan gejala mirip flu dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, di Vancouver, Bandara Internasional di Richmond, British Columbia, Kanada 24 Januari 2020. REUTERS/Jennifer Gauthier
Komentar Trudeau disampaikan setelah Walikota Ottawa Jim Watson mendesak pemerintah federal (pusat) agar mengirim 1.800 aparat kepolisian tambahan dan menunjuk seorang mediator untuk bernegosiasi dengan pengunjuk rasa, yang cukup membuat geram penduduk setempat.
Menjawab permintaan itu, Trudeau berjanji akan memberikan dukungan sumber daya atau apa pun yang dibutuhkan pemerintah provinsi dan kota. Trudeau tidak merinci dukungan seperti apa yang dimaksud.
Kanada memberlakukan aturan yang mengharuskan pengemudi truk suntik dua dosis vaksin virus corona. Sebab mereka melintasi perbatasan darat Kanada dengan Amerika Serikat.
Unjuk rasa para sopir truk ini dimulai sejak 28 Januari 2022 dan dampaknya telah menggerogoti perdagangan kedua negara senilai ratusan juta dolar setiap hari, mulai dari ternak hingga suku cadang mobil.
Sebuah nota kesepahaman yang disusun oleh beberapa
sopir truk yang berunjuk rasa, meminta Senat dan gubernur jenderal mengundurkan diri jika tidak setuju mencabut semua pembatasan Covid-19, termasuk mandat vaksin, paspor vaksin, dan denda terkait virus corona.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.