TEMPO.CO, Jakarta - Kisah tragis Rayan Oram, bocah 5 tahun yang meninggal setelah terjebak di dalam sumur, menyisakan rasa sedih di hati rakyat Maroko. Operasi penyelamatan Rayan di komune Tamarot, dekat Chefchaouen, membuat orang-orang ikut menyaksikan dengan harap cemas.
Berikut adalah kronologi peristiwa jatuhnya Rayan di dalam lubang, operasi penyelamatan, hingga ia ditemukan tewas:
Baca Juga:
Selasa, 1 Februari 2022
Rayan jatuh ke sumur sempit milik ayahnya saat bermain di luar. Anak laki-laki itu terjebak dalam sumur sedalam 32 meter.
Dia ditemukan setelah orang tuanya mendengar suaranya. Mereka menyusuri sumur menggunakan senter untuk mencari Rayan. Upaya awal untuk menyelamatkan Rayan menggunakan tali gagal. Orang tua Rayan pun menelepon layanan darurat.
Upaya awal untuk menyelamatkannya dengan memasuki sumur dan mengamankannya gagal karena sempitnya lubang sumur.
Rabu, 2 Februari 2022
Tim penyelamat mengerahkan buldoser untuk menggali di sekitar sumur guna membawa Rayan keluar. Tim berniat menggali secara horizontal untuk mencapai kedalaman di mana Rayan terjebak.
Namun tim kesulitan bekerja karena medan dan tanah di daerah itu sulit. Operasi penggalian harus dilakukan perlahan dan hati-hati, karena takut batu atau tanah runtuh sehingga membahayakan penyelamat atau bahkan bocah itu sendiri.
Sebuah komite dibentuk untuk mengawasi operasi yang terdiri dari personel perlindungan sipil atas, otoritas lokal, profesional medis, dan topografi.
“Saya belum tidur sedikit pun,” kata ayah Rayan kepada media lokal, sambil menegaskan kembali kepada pers bahwa putranya masih hidup.
Insiden itu mulai menjadi viral di media sosial, dengan gambar dan video penyelamatan menjadi tren online dan tagar bahasa Arab #SaveRayan mendominasi Twitter.
Pihak berwenang menurunkan pasokan oksigen untuk Rayan, makanan dan air. Namun tak ada yang bisa memastikan apakah Rayan benar-benar memakannya.
Rayan, bocah yang terjatuh ke dalam sumur di Maroko. Dailymail.co.uk
Kamis, 3 Februari 2022
Operasi penyelamatan berlanjut. Tim terus menggali hingga mendekati bocah itu. Para kru menggali secara vertikal menggunakan buldoser untuk mencapai kedalaman yang dibutuhkan 32 meter.
Pemerintah Maroko ikut turun tangan. Juru bicara Mustapha Baytas meyakinkan publik bahwa pemerintah telah mengerahkan semua tempat untuk mengamankan bocah itu.
Sambil merinci beberapa kesulitan yang dihadapi kru penggalian, Baytas mendesak orang-orang untuk percaya pada kemampuan negara untuk menyelamatkan Rayan.
Staf medis, ambulans, dan helikopter dikerahkan ke tempat kejadian untuk tetap siaga memberi Rayan perhatian medis yang diperlukan. Sebuah rumah sakit setempat juga diberitahu untuk siap menerima anak laki-laki itu segera setelah dia diamankan.
Pada sore hari, tim penyelamat mencapai kedalaman 22 meter, dengan upaya penggalian akan berlanjut sepanjang malam.
Operasi penggalian harus dihentikan sesekali pada malam hari, karena medan yang runtuh berpotensi mengancam keselamatan kru dan Rayan.
Nasib Rayan terus menarik perhatian dan simpati di media sosial. Negara-negara tetangga seperti Aljazair dan negara-negara Afrika Utara lainnya juga menyatakan simpati untuk bocah itu dan keluarganya.