TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris meminta manajer sektor publik untuk menguji rencana darurat mereka terhadap skenario terburuk dari work from home sebesar 25 persen dari staf sebagai bagian dari upaya untuk meminimalkan gangguan dari penyebaran cepat varian Omicron Covid-19.
Dengan jumlah infeksi harian Covid-19 pada rekor tertinggi dan orang-orang yang dites positif diharuskan mengasingkan diri setidaknya selama tujuh hari, pemerintah memperkirakan bisnis dan layanan publik akan menghadapi gangguan dalam beberapa minggu mendatang, demikian pengumuman pemerintah Inggris, Sabtu, 1 Desember 2021.
"Sejauh ini, gangguan yang disebabkan oleh Omicron telah dikendalikan di sebagian besar sektor publik, tetapi para pemimpin sektor publik telah diminta untuk menguji rencana terhadap skenario terburuk ketidakhadiran tenaga kerja 10%, 20% dan 25%," katanya.
Perdana Menteri Boris Johnson telah meminta para menteri untuk bekerja sama dengan sektor masing-masing untuk mengembangkan rencana darurat yang kuat, kata Kantor Kabinet, yang mengoordinasikan upaya pemerintah.
Dampak Omicron pada tenaga kerja dalam rantai pasokan, layanan publik dan sekolah sedang dipantau secara ketat, katanya. Mitigasi yang sedang dipertimbangkan antara lain meminta relawan seperti pensiunan guru untuk kembali bekerja.
"Ada pekerjaan yang sedang berlangsung untuk mengidentifikasi potensi perubahan peraturan, kebijakan atau operasional yang dapat meminimalkan atau mengurangi potensi gangguan," kata Kantor Kabinet.
Jumlah kasus harian infeksi Covid-19 baru di seluruh Inggris naik ke rekor 189.846 pada hari Jumat, jauh lebih tinggi daripada selama puncak sebelumnya. Namun, rawat inap dan kematian tetap pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada gelombang sebelumnya.
REUTERS