TEMPO.CO, Jakarta - Jerman memutuskan mencabut tiga dari enam pembangkit listrik tenaga nuklir karena ingin mengalihkan fokus ke energi terbarukan.
Pemerintah Jerman memutuskan untuk mempercepat penghentian listrik bertenaga nuklir menyusul kehancuran reaktor nuklir Jepang di Fukushima, Jepang pada 2011 silam setelah diguncang gempa bumi dan tsunami. Musibah itu tercatat sebagai bencana nuklir terburuk di dunia setelah bencana Chernobyl pada 1986.
Kondisi di dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibongkar di Muelheim-Kaerlich, Jerman, 22 Mei 2017. Jerman akan menutup seluruh pembangkit listrik tenaga nuklir secara bertahap hingga 2022. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Tiga reaktor nuklir yang ditutup oleh Pemerintah Jerman itu adalah reaktor Brokdorf, Grohnde dan Gundremmingen C, yang dijalankan oleh utulitas E.ON dan RWE. Penutupan dilakukan pada Jumat malam, 31 Desember 2021 atau setelah 3,5 dekade beroperasi.
Dengan penutupan ini, maka tiga reaktor nuklir milik Jerman yang tersisa adalah Isar 2, Emsland and Neckarwestheim II. Jika tidak ada aral melintang, reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut, akan dimatikan pada akhir 2022.
Baca Juga:
Preussen Elektra, operator yang menjalankan pembangkit listrik tenaga nuklir Brokdorf and Grohnde, menyatakan dua reaktor nuklir tersebut sudah dimatikan sebelum Jumat tengah malam, 31 Desember 2021. Sedangkan RWE mengatakan reactor Gundremmingen C, juga berhenti beroperasi pada Jumat sore.
CEO PreussenElektra, Guido Knott, berterima kasih pada para staf atas komitmen mereka menjaga keamanan, menentukan pasokan listrik di Jerman yang aman, ramah iklim dan andal selama berpuluh tahun.
Sumber: Reuters
Baca juga: Petani Jepang Khawatir Dampak Pelepasan Air Kontaminasi Fukushima