TEMPO.CO, Jakarta - Pada 13 Juni 2021 Naftali Bennett resmi menjadi perdana menteri Israel, mengakhiri 12 tahun kepemimpinan Benjamin Netanyahu, setelah Israel menggelar pemilu keempat dalam dua tahun.
Naftali Bennett dari partai sayap kanan, Partai Yamina, menjadi perdana menteri setelah membentuk koalisi yang diisi oleh berbagai elemen, mulai dari sayap kanan, sayap kiri, sentris, dan bahkan koalisi Arab.
Baca Juga:
Kubu sentris pimpinan Yair Lapid merapat untuk memperkuat koalisi Naftali Bennett. Pada pemilu legislatif Maret 2021, koalisi bentukan PM Benjamin Netanyahu gagal memenangkan suara mayoritas. Hal itu mempersulitnya untuk membentuk pemerintahan baru, dengan tenggat 4 Mei 2021, sesuai perintah Presiden Reuven Rivlin.
Benjamin Netanyahu dari Partai Likud juga sedang menghadapi kasus suap dan penyalahgunaan kekuasaan, yang membuatnya didemo warga Israel. Meski bertentangan secara politik, Naftali Bennett memiliki pandangan yang sama dengan Netanyahu tentang Palestina, di mana keduanya adalah penentang keras Palestina.
Naftali Bennett, 49 tahun, adalah putra imigran Amerika dan generasi yang lebih muda dari Benjamin Netanyahu yang berusia 71 tahun, yang telah menjadi pemimpin terlama Israel selama 12 tahun, menurut Reuters.
Dia adalah seorang mantan komando dan menamai putra sulungnya setelah saudara laki-laki Netanyahu, Yoni, yang terbunuh dalam serangan Israel untuk membebaskan penumpang yang dibajak di bandara Entebbe Uganda pada tahun 1976.
Bennett lahir di kota Haifa, Israel, dari imigran dari San Francisco. Ia adalah seorang Yahudi religius Ortodoks modern. Dia tinggal bersama istrinya, Gilat, seorang koki dessert, dan empat anak mereka di pinggiran kota Raanana yang makmur di Tel Aviv.
Seperti Netanyahu, Bennett fasih berbahasa Inggris beraksen Amerika dan menghabiskan sebagian masa kecilnya di Amerika Utara, di mana orang tuanya sedang cuti panjang.
Sebegai seorang pendukung liberalisasi ekonomi, Bennett telah menyuarakan dukungan untuk memotong birokrasi pemerintah dan pajak.
Tidak seperti beberapa mantan sekutunya dalam hak beragama, Naftali Bennett relatif liberal dalam isu-isu seperti hak-hak gay dan hubungan antara agama dan negara, di mana para rabi Ortodoks memiliki pengaruh yang kuat.
Baca juga: Benjamin Netanyahu Resmi Lengser, Naftali Bennet Menjadi PM Baru Israel
REUTERS