TEMPO.CO, Jakarta - Kasus baru Covid-19 di Prancis bisa tembus 100 ribu per hari dalam waktu dekat jika melihat cepatnya penyebaran varian Omicron akhir-akhir ini apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Namun pemerintah tidak berencana untuk memberlakukan pembatasan baru saat ini, kata Menteri Kesehatan Olivier Veran, Rabu, 22 Desember 2021.
Presiden Emmanuel Macron mengandalkan program booster vaksin yang dipercepat untuk menjaga agar virus tetap terkendali. Veran mengatakan dia memperkirakan 22-23 juta dosis booster akan diberikan pada Natal, naik dari 20 juta pada Rabu.
“Tujuannya bukan untuk mengurangi kecepatan penyebaran virus karena variannya terlalu menular. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko kasus serius yang membebani rumah sakit,” kata Veran kepada BFM TV.
“Inilah mengapa kami bergerak cepat dengan suntikan booster.”
Omicron telah memicu tanggapan yang terbagi di Eropa.
Jerman, Skotlandia, Irlandia, dan Belanda adalah di antara negara-negara yang telah menerapkan kembali penguncian sebagian atau penuh atau tindakan pembatasan jarak sosial lainnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia tidak akan memperkenalkan pembatasan Covid-19 baru sebelum Natal, tetapi memperingatkan dia mungkin perlu bertindak setelah itu.
Prancis melaporkan sekitar 70.000 infeksi virus corona setiap hari saat memerangi gelombang kelima epidemi.
Varian Omicron akan menjadi jenis virus yang dominan di Prancis pada awal Januari, kata Veran.
Prancis selama berbulan-bulan mewajibkan sertifikat vaksin bagi orang-orang untuk memasuki bar, restoran, museum, dan tempat hiburan lainnya. Dalam beberapa hari terakhir klub malam ditutup dan membatalkan pertunjukan kembang api Malam Tahun Baru.
Namun, Veran mengatakan tidak ada rencana pada tahap ini untuk pembatasan lebih lanjut atau perpanjangan liburan sekolah, meskipun dia memperingatkan tidak ada yang bisa dikesampingkan.
Prancis mencatat 210 kematian akibat Covid-19 di rumah sakit pada hari Selasa, menjadikan total kematian negara itu 94.913.